Selasa 04 Jul 2017 04:21 WIB

Idul Fitri Jadi Libur Nasional

Idul Fitri Ilustrasi
Foto: Republika/Wihdan
Idul Fitri Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak 2012, Tunisia memberlakukan dua hari sebagai hari libur nasional, yakni pada hari pertama dan kedua perayaan Idul Fitri. Muslim Tunisia biasanya akan mulai mempersiapkan Hari Raya beberapa hari sebelumnya. Mereka akan membuat biskuit khusus yang dibagikan kepada teman dan kerabat pada saat Hari Raya.

Pada saat pelaksanaan shalat Idul Fitri, biasanya hanya pria yang akan pergi ke masjid. Sedangkan, wanita ada yang memilih ikut ke masjid atau tinggal di rumah untuk mempersiapkan diri menyam but Hari Raya dengan mempersiapkan pakaian baru dan mainan untuk anak-anak mereka. Pada siang hari akan ada perayaan menari dan musik dan akan banyak hadiah yang dibagikan dalam tradisi ini.

Anggota keluarga akan saling mengunjungi. Biasanya anak-anak menemani ayah mereka untuk mengunjungi bibi, paman, kakek-nenek, dan teman-teman untuk mengucapkan selamat Idul Fitri. Mereka akan menawarkan minuman dan kue khusus. Sementara itu, wanita akan tinggal di rumah dengan beberapa anak-anak untuk menyambut anggota keluarga yang datang.

Sedangkan, Idul Fitri di Sudan, mengutip laman resmi PBB, dengan 97 persen populasi adalah Muslim, persiapan Lebaran juga dimulai beberapa hari terakhir pada Ramadhan. Makanan khas hari raya, yaitu kue gula bubuk dan bettifour (biskuit dipanggang).

Anak perempuan dan wanita menghias tangan dan kaki mereka dengan henna dan rumah akan dicat. Malam sebelum Idul Fitri, seluruh penghuni rumah akan mendekorasi rumah dengan perlengkapan yang indah dan baru. Mulai dari sarung bantal, taplak meja, dan lainnya. Pada saat silaturahim, di rumah akan disediakan cokelat dan permen. Pada siang hari akan diadakan makan siang bersama dengan menu istimewa. Anakanak diberi hadiah, baik berupa mainan maupun uang.

Laman Aljazeera, Senin (26/6) lalu merangkum bagaimana orang-orang di Asia, Afrika, Eropa dan Amerika memaknai Idul Fitri sebagai salah satu hari raya umat Islam. Rata-rata, tiap negara mayoritas Muslim merayakan Idul Fitri tiga hari berturut-turut, mulai dari 1 Syawal yang permulaannya dapat saja berbeda-beda.

Di India, kaum Muslim usai shalat Id dengan tertib dan penuh kehangatan bersa lam-salaman. Mereka saling memaafkan dan berbagi obrolan ringan serta bercengkerama dengan sanak keluarga. Kaum gadis biasanya juga mempercantik diri mereka dengan beragam aksesoris, termasuk perhiasan atau lukisan henna pada kedua tangannya.

Di New York, Amerika Serikat, perayaan Idul Fitri lebih terkesan sederhana tetapi sarat keakraban. Sebagai salah satu negeri minoritas Muslim, momentum Idul Fitri belum begitu tersebar sebagai hari penting. Pemerintah AS sendiri sudah berpuluh-puluh tahun lamanya berupaya mengakomodasi secara simbolis apresiasi atas Idul Fitri.

Sejak 2015, pemerintah kota New York memasukkan Hari Raya Idul Fitri sebagai hari libur sekolah. Langkah ini tentunya patut dipuji sebagai upaya AS menjunjung tinggi multikulturalisme. Namun, sejak presiden Donald Trump berkuasa, ada kecen derungan untuk mengurangi perhatian negara atas umat Islam.

Sebagai contoh, rezim Trump tidak ada lagi melanjutkan tradisi buka puasa bersama komunitas Muslim di Gedung Putih. Tradisi ini sempat "mati" per tahun 1805 tetapi kemudian digiatkan kembali semenjak Presiden Clinton berkuasa pada 1996. Masyarakat Muslim AS biasanya me rayakan Idul Fitri dengan bersilaturahim usai shalat Id yang berlangsung di masjid-masjid.

Idul Fitri di wilayah konflik, Palestina, juga tetap berlangsung semarak. Laman Haaretz melaporkan, kaum Muslim Palestina merayakan Idul Fitri pada Ahad (25/6) lalu. Ribuan orang memadati Masjid al-Aqsha untuk melakukan shalat Id berjamaah. Di Ramallah, Tepi Barat, presiden Palestina, Mahmud Abbas menghadiri prosesi ibadah ini. Setelahnya, ia mengunjungi makam tokoh karismatik Palestina, Yasser Arafat.

Adapun di Gaza, pemimpin Hamas Ismail Haniyeh memimpin shalat Id ribuan jamaah. Meskipun dalam bayang-bayang agresi Israel, kaum Muslim Palestina merayakan Idul Fitri dengan penuh kehangatan dan suka cita. Sebuah gambar menampilkan beberapa anak muda mengenakan kostum badut untuk menghibur anak-anak Palestina seusai shalat Id di dekat Qubbat al-Sakhra (Dome of the Rock). Keceriaan meliputi wajah-wajah mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement