Kamis 18 May 2017 14:24 WIB

Menyusuri Jejak Soeharto di Masjid Istiqlal Bosnia

Masjid Istiklal Dzamija

Setelah meninggalkan istana, Sjafrie pun bertanya pada Soeharto mengapa nekat mengunjungi Bosnia yang berbahaya. Termasuk menyampingkan keselamatan dirinya.

"Ya kita kan tidak punya uang. Kita ini pemimpin Negara Non Blok tetapi tidak punya uang. Ada negara anggota kita susah, kita tidak bisa membantu dengan uang ya kita datang saja. Kita tengok," jawab Pak Harto.

"Tapi resikonya sangat besar, Pak" kata Sjafrie lagi.

"Ya itu bisa kita kendalikan. Yang penting orang yang kita datangi merasa senang, morilnya naik, mereka jadi tambah semangat," kata Pak Harto.

Kata-kata itu membekas di hati Sjafrie. Bahkan sampai puluhan tahun kemudian, dia masih ingat kata-kata Presiden Soeharto tersebut.

"Kalimat yang diucapkannya bermuatan keteladanan yang berharga bagi siapa pun yang hendak menjadi pemimpin," tutup Sjafrie.

Maka kenangan atas kunjungan itulah kini menjadi cerita abadi di balik berdirinya Masjid Istiqlal di Sarajevo.  Sebelum pembangunan dituntaskan Presiden Ketiga RI BJ Habibie dan isterinya Ainun Habibie menyumbangkan sebuah mimbar dan aneka ornamen yang teruat dari kayu jati yang berukir indah dengan gaya ornamen perpaduan khas Jepara dan Turki.

Akhirnya, pada September 2001,  Menteri Agama Indonesia, Said Aqil Husin al-Munawar meresmikan berdirinya masjid tersebut.  Dan, setahun kemudian pada bulan September 2002 selama kunjungan kenegaraannya ke Sarajevo, Presiden Megawati Soekarnoputri menyempatkan diri mengunjungi dan menandatangani prasasti pendirian Masjid Istiqlal di Bosnia ini.

 

* Muharom Ahmad, Wakil Ketua Himpuh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement