REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada banyak teori tentang Wali Songo. Teori yang paling populer adalah Wali Songo merupakan kumpulan dari para penyebar Islam di Jawa yang eksis pada abad ke-14. Secara garis besar, para Wali Songo berdomisili dan mendakwahkan agama di tiga kawasan utama pantai utara Jawa.
Pergerakan mereka mencakup Surabaya, Gresik, Lamongan, dan Tuban untuk kawasan Jawa Timur. Sedangkan, wilayah Jawa Tengah, meliputi Demak, Kudus, dan Muria. Sementara, di Jawa Barat, pergerakan mereka ada di Cirebon dan Banten.
Ketika menyiarkan Islam, Wali Songo menggunakan berbagai bentuk kesenian tradisional masyarakat setempat dengan cara menyisipkan nilai-nilai Islam ke dalam kesenian tersebut.
Karena itu, upaya mereka tidak dirasakan asing oleh masyarakat dan sangat komunikatif. Berikut kiprah singkat tiga Wali Songo dan karya mereka yang dikutip dari Ensiklopedi Islam:
Sunan Bonang
Sunan Bonang (wafat 1525). Dianggap sebagai pencipta gending pertama dalam rangka mengembangkan ajaran Islam di pesisir utara Jawa timur. Ia adalah putra Raden Rahmat dari perkawinannya dengan Dewi Candrawati dan merupakan saudara sepupu Sunan Kalijaga.
Ia terkenal dengan nama Raden Maulana Makhdum Ibrahim. Sunan Bonang dan para wali lainnya dalam menyebarkan agama Islam selalu menyesuaikan diri dengan corak kebudayaan masyarakat jawa yang sangat menggemari wayang serta musik gamelan. Sunan Bonang sendiri menciptakan lagu yang dikenal dengan tembang durma, sejenis macapat yang melukiskan suasana tegang dan penuh amarah.
Sunan Ampel
Sunan Ampel (wafat 1481). Nama aslinya Raden Rahmat. Ia adalah putra Sunan Gresik dari istrinya yang bernama Dewi Candrawulan. Sunan Ampel adalah penerus cita-cita dan terkenal sebagai perencana pertama kerajaan Islam di Jawa. Ia memulai aktivitasnya dengan mendirikan pesantren di Ampel Denta dekat Surabaya sehingga, ia dikenal sebagai pembina pondok pesantren pertama di Jawa Timur.
Di pesantren inilah Sunan Ampel mendidik para pemuda Islam menjadi tenaga dai yang akan disebar ke seluruh Jawa. Sunan Am pel tercatat sebagai perancang kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa dengan ibu kota di Bintoro, Demak. Ialah yang mengangkat Ra den Fa tah sebagai sultan pertama Demak yang dipandang punya ja sa pa - ling besar dalam meletakan peran politik umat Islam di Nusantara
Sunan Giri
Sunan Giri memiliki nama asli Raden Paku. Ia dikenal juga dengan Prabu Satmata dan kadangkadang disebut Sultan Abdul Fakih. Ia adalah putra dari Maulana Ishak yang ditugaskan Sunan Ampel untuk mengembangkan agama Islam di Blambangan. Sunan Giri terkenal sebagai pendidik yang berjiwa demokratis.
Ia mendidik anak-anak melalui berbagai permainan yang berjiwa agama, misalnya, jelungan, jamuran, gendi ferit, jor, gula ganti, cublak-cublak suweng, ilir-ilir, dan sebagainya. Ia juga dipandang sebagai orang yang sangat berpengaruh terhadap jalannya roda Kesultanan Demak Bintoro (Kesultanan Demak).