Kamis 11 Aug 2016 10:46 WIB

Gang Becek Agus Salim dan Sutan Sjahrir yang Menjual Mesin Jahit

Sutan Syahrir menandatangani perjanjian Linggarjati.
Foto: museumindonesia.com
Sutan Syahrir menandatangani perjanjian Linggarjati.

Gang Becek Agus Salim dan Sutan Sjahrir yang Menjual Mesin Jahit

Oleh: Lukman Hakiem (Mantan Anggota DPR dan Staf M Natsir)

Kebersahajaan hidup, ketulusan mengabdi kepada nusa dan bangsa tanpa terlintas sedikit pun untuk memperkaya diri sendiri, keluarga, dan keturunannya; melekat menjadi ciri para pemimpin dan pejuang pendahulu kita.

Demikianlah kita mencatat betapa di hari-hari senjanya, Proklamator dan Pemimpin Besar Revolusi Ir. Sukarno tidak mampu untuk sekadar membeli buah duku kesukaannya sehingga harus dibayari oleh ajudannya.

Kita mengenang Proklamator dan mantan Wakil Presiden Mohammad Hatta yang sampai akhir hayatnya tidak mampu membeli sepatu bermerk yang dia impikan.

Kita juga mencatat kesederhanaan hidup diplomat ulung H Agus Salim yang berpindah-pindah rumah kontrakan dari satu gang becek ke gang becek lainnya.

Atau tentang Perdana Menteri (PM) Mohammad Natsir yang di hari dia menyerahkan mandatnya sebagai PM kepada Presiden Sukarno, pulang ke rumah dinasnya menumpang sepeda sopirnya karena Natsir merasa tidak berhak lagi menggunakan mobil dinas PM. Tanpa menunggu tempo, yang sejatinya dibenarkan, hari itu juga Natsir dan keluarganya keluar dari rumah dinasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement