REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN- Ketua MUI Bidang Infokom KH Masduki Baidlowi menyebut konsep ekoteologi adalah pemahaman bahwa manusia dan lingkungan memiliki hak yang sama.
Kiai Masduki menyoroti sejumlah kerusakan lingkungan di Indonesia karena keserakahan yang menyebabkan pemanasan global, deforestasi, bahkan di laut terjadi overfishing.
"Ketika nilai spiritual dilepas manusia menjadi serakah sehingga menghadapi kesulitan luar biasa kalau tidak memahami (konsep yang) disebut ekoteologi," kata Kiai Masduki dalam Workshop Ekoteologi Bagi Guru Madrasah se-Tangerang Selatan di Padepokan ASWAJA, Ciputat, Tangerang Selatan, Kamis (13/11/2025).
Kiai Masduki mencontohkan, konsep ekoteologi dalam menanam pohon menganggap dan menggambarkan bahwa menanam pohon bukan sebagai objek dan subjek.
Tetapi, tegasnya, hubungan antara tanaman dengan sama. Misalnya tanaman subjek, maka manusia pun subjek, sehingga manusia tidak serakah pada alam.
Juru Bicara Wakil Presiden ke-13 RI ini menegaskan bahwa tanamam memiliki jiwa yang Allah berikan untuk harmoni, sehingga ada keseimbangan untuk menjadi lestari.
Kegiatan yang digelar oleh Yayasan Halaqah Tadarus Alquran bekerja sama dengan Kementerian Agama RI ini bertajuk: Peran Guru Madrasah dalam Menjaga Alam Berbasis Ekoteologi Menuju Indonesia Emas 2045.
Kiai Masduki menekankan, guru harus memiliki pemahaman mengenai ekoteologi. Pemahaman tersebut diharapkan dapat dibangun kepada muridnya untuk merawat lingkungan. Begitu juga perlakuan terhadap binatang.
"Harus begitu sehingga dari kecil diajari konsep menyayangi binatang untuk kita perhatikan. Dari konsep seperti ini dalam konteks ekoteologi masih abai," tuturnya.




