REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sepanjang sejarah Islam, masjid merupakan pusat masyarakat dan kota-kota terbentuk di sekitar bangunan masjid yang penting kedudukannya. Saat ini, terutama di negara-negara Muslim, masjid dapat ditemukan di hampir setiap sudut jalan, sehingga memudahkan umat Islam untuk melaksanakan sholat lima waktu. Di Barat, masjid merupakan bagian integral dari pusat-pusat Islam yang juga memiliki fasilitas pengajaran dan komunitas.
Masjid hadir dalam berbagai bentuk dan ukuran berbeda di setiap daerah berdasarkan kepadatan populasi Muslim di suatu daerah. Umat Muslim di masa lalu dan bahkan saat ini telah memanfaatkan seniman dan arsitek lokal untuk menciptakan masjid yang indah dan megah.
Namun, ada beberapa fitur umum yang umum di semua masjid. Setiap masjid memiliki mihrab, ceruk di dinding yang menunjukkan arah Makkah, arah tempat umat Islam berdoa. Sebagian besar masjid memiliki mimbar tempat seorang ulama dapat menyampaikan khotbah atau pidato.
Masjid Lebih dari Sekadar Tempat Ibadah
Kebanyakan orang tahu bahwa masjid adalah rumah ibadah, tempat umat Islam beribadah. Namun, masjid jauh lebih dari itu. Sejak awal, masjid selalu memenuhi banyak kebutuhan dan Insya Allah, akan terus demikian hingga akhir zaman seperti yang kita kenal.
Seorang orientalis penganut Kristen evangelis yang taat, administrator kolonial Skotlandia, Sir William Muir (1819-1905 M), selama bertahun-tahun mempelajari Islam, meskipun ia bersikap negatif dan kritis terhadap Islam. Namun, dalam bukunya yang terbit pada tahun 1852, The Life of Mahomet, ia menggambarkan peran masjid dalam masyarakat Muslim dengan sangat brilian.




