Ahad 26 Oct 2025 11:57 WIB

Kisah Ratu Sirikit Habiskan Waktu Dua Bulan di Thailand Selatan demi Meredakan Konflik Muslim-Buddha

Ratu Sirikit bersama raja merayakan perayaan maulid nabi pada 1964.

Putra Mahkota Maha Vajiralongkorn (kiri) bersama ibunda Ratu Sirikit.
Foto: AP Photo/Apichart Weerawong
Putra Mahkota Maha Vajiralongkorn (kiri) bersama ibunda Ratu Sirikit.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Masyarakat Thailand tengah berduka setelah Ibu Suri Sirikit, Permaisuri mendiang Raja Bhumibol Adulyadej atau Rama IX meninggal dunia di rumah sakit di Bangkok, Thailand, pada usai 93 tahun pada Jumat (24/10/2025) waktu setempat.

Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul mengumumkan masa berkabung nasional selama setahun menyusul mangkatnya Ibu Suri Thailand, Ratu Sirikit."Masa berkabung diberlakukan di kerajaan ini menyusul mangkatnya Yang Mulia Ibu Suri Sirikit. Masa berkabung akan berlaku selama satu tahun," kata Charnvirakul dalam pernyataannya, Sabtu.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.
Baca Juga

Pejabat pemerintah dan pegawai negeri diwajibkan mengenakan pakaian berkabung selama satu tahun, sementara masyarakat awam diminta mengenakan pakaian hitam atau gelap selama 90 hari.

 
photo
Tangkapan layar foto Basuki Abdullah melukis Sirikit - (tangkapan layar)

Menurut juru bicara pemerintah, bendera di gedung-gedung pemerintah akan dikibarkan setengah tiang selama 30 hari. Selain itu, panitia kegiatan budaya atau budaya diminta membatalkan atau menangguhkan kegiatan mereka selama 30 hari.

Duka mangkatnya ibu suri tersebut tak hanya dirasakan umat Buddha. Sebagai warga minoritas, umat Islam di Thailand merasakan pilu yang sama mengingat hubungan hangat antara kerajaan dengan Muslim yang notabene menjadi minoritas di Thailand.

 

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement