Selasa 21 Oct 2025 22:01 WIB

Makanan Halal dan Haram Pengaruhi Kelembutan Hati dan Terkabulnya Doa 

Kehalalan makanan bukan sekadar soal hukum, tapi menyangkut kejernihan hati.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Ilustrasi korupsi
Foto: Freepik
Ilustrasi korupsi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kehalalan makanan bukan sekadar soal hukum, tapi menyangkut kejernihan hati, kekuatan iman, dan terkabulnya doa. Syekh Abdul Wahhab Asy-Sya'rani dalam kitab Washiyatul Mushtafa menerangkan bahwa masalah halal dan haram adalah masalah yang sangat penting untuk diperhatikan oleh setiap orang beriman yang menginginkan amal ibadahnya diterima dan diridhai oleh Allah SWT. Sehingga nanti dapat berhasil mendapatkan nikmat dan mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Setiap Mukmin harus memperhatikan masalah halal dan haram supaya darah dan daging di dalam tubuh menjadi bersih dan suci.

Baca Juga

Dirwayatkan bahwa Rasulullah SAW berwasiat kepada Ali bin Abu Thalib Radhiyallahu anhu, "Hai Ali, siapapun yang makan dari barang yang halal maka bersih agamanya dan lunak (lembut) hatinya, dan doanya tidak ada yang menghalangi (mustajab)."

Makanan yang masuk ke dalam perut seorang manusia akan berpengaruh terhadap agama, hati dan terkabulnya doa. Orang yang selalu memilih makanan yang halal artinya sangat memperhatikan ajaran agamanya dalam hal makanan, maka hatinya akan menjadi bersih karena tidak adanya makanan haram yang mencampurinya. Dengan keagamaan yang lurus dan hati yang bersih, maka Insya Allah doanya akan dikabulkan oleh Allah SWT.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement