REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT — Nader Sadaqa merupakan salah satu pemimpin tingkat tinggi sayap militer Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP) yang dibebaskan Israel usai gencatan senjata pada 10 Oktober 2025 lalu. Sadaqa menjadi satu-satunya anggota komunitas Samaria kuno yang menjadi tahanan di penjara Israel karena perlawanannya terhadap militer zionis.
Dilansir dari Palestine Chronicle, Sadaqa dibebaskan pada 13 Oktober 2025 lalu dari hukuman seumur hidup dengan imbalan tahanan Israel. Dia merupakan seorang pejuang Palestina dari komunitas Yahudi Samaria. Kisahnya sebagai pejuang perlawanan pun mendapat sorotan di panggung global.
Sadaqa lahir dengan nama Nader Saleh Mamdouh Sadaqa pada 12 Juni 1977, di lereng Gunung Gerizim di Nablus, pusat komunitas Samaria di Tepi Barat utara. Hidup Sadaqa dipenuhi dengan komitmen politik yang mendalam.
Aktivitas awal Sadaqa dimulai sejak kecil. Dia ikut melemparkan batu ke arah pasukan penjajah Israel selama penyerbuan ke Nablus. Ia bergabung dengan PFLP semasa sekolah menengah, dan meraih prestasi di Universitas Nasional An-Najah sebagai sarjana sejarah dan arkeologi.
Selama Intifada Palestina Kedua pada 2000, keterlibatannya dalam Perlawanan meningkat. Dedikasinya membawanya terpilih untuk bergabung dengan sayap militer PFLP, Brigade Syahid Abu Ali Mustafa.
Sadaqa dengan cepat menunjukkan jati dirinya, menjadi salah satu tokoh perlawanan paling dicari di Tepi Barat. Dia mampu merencanakan dan mengeksekusi operasi militer melawan pendudukan Israel, termasuk salah satu operasi pada 2003 di Petah Tikva yang menewaskan empat tentara Israel.
Ia kemudian diangkat menjadi komandan sayap militer di Nablus.“Aksi militer bukanlah pilihan saya, melainkan pilihan tahap (perjuangan Palestina) – tahap di mana kami berusaha mengekspresikan diri, dan membela keyakinan, prinsip, dan hak-hak rakyat kami,” ujar Sadaqa seperti dikutip Al-Jazeera.
“No word stands above Gaza’s word.”, Released prisoner Nader Sadaqa (Al-Samiri) from Nablus salutes Gaza, its steadfast people, and its resistance. pic.twitter.com/6pzZa7kOif
— Palestinian Center for Prisoners Advocacy (@PalPrisonersA) October 14, 2025