Jumat 10 Oct 2025 02:22 WIB

5,5 Juta Orang Antre Haji, BPKH: Bukti Ekonomi dan Religiusitas Muslim Indonesia Meningkat

Rata-rata lama antrean jamaah haji Indonesia berkisar 27-30 tahun.

Rep: Muhyiddin/ Red: A.Syalaby Ichsan
Kepala Badan Pelaksana BPKH Fadlul Imansyah saat sesi talkshow bertema Hijrah dan Hikmah Haji: Meraih Ketentraman Hidup dan Kuat Finansial dalam gelaran Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (9/10/2025).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Kepala Badan Pelaksana BPKH Fadlul Imansyah saat sesi talkshow bertema Hijrah dan Hikmah Haji: Meraih Ketentraman Hidup dan Kuat Finansial dalam gelaran Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (9/10/2025).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Antrean keberangkatan haji di Indonesia terus mengalami lonjakan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Kepala Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), Fadlul Imansyah mengungkapkan, saat ini jumlah calon jamaah haji yang sedang menunggu keberangkatan mencapai 5,5 juta orang. 

“Tahun ini per sekarang ya, masyarakat Indonesia yang mengantre haji itu jumlahnya 5,5 juta orang. Setiap tahun kita hanya mendapatkan 220 ribu kuota haji,” ujar Fadlul dalam talkshow "Hijrah dan Hikmah Haji: Meraih Ketentraman Hidup dan Kuat Finansial" di Arena ISEF 2025, Kemayoran, Jakarta, Kamis (9/10/2025). 

Baca Juga

Dengan banyaknya umat Islam yang ingin naik haji itu, ujar dia, rata-rata lama antrean jamaah haji Indonesia saat ini berkisar antara 27-30 tahun. "Bisa dibayangkan, kalau 5,5 juta dibagi dengan 200 ribuan saja, itu berarti orang rata-rata di Indonesia ini menunggu sekitar 27-30 tahun untuk berangkat haji,"tambah dia.

photo
Publik figur Meisya Siregar, Ketua Umum Ikatan Pengusaha Muslim Indonesia Ingrid Kansil, Kepala Badan Pelaksana BPKH Fadlul Imansyah dan publik figur Ari Untung (kiri-kanan) saat sesi talkshow bertema Hijrah dan Hikmah Haji: Meraih Ketentraman Hidup dan Kuat Finansial dalam gelaran Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (9/10/2025). - (Republika/Thoudy Badai)

Namun, fenomena panjangnya masa tunggu haji ini dinilai bukan semata persoalan kapasitas kuota. Menurut Fadlul, fenomena tersebut menunjukkan dua hal positif bagi umat Islam di Indonesia, yakni kemampuan finansial dan peningkatan kesadaran spiritual.

"Apakah itu berkah ataukah itu menjadi beban bagi bangsa ini? Kalau saya ada jawabannya. Yang pertama, ini menunjukkan bahwa bangsa ini sudah dimampukan untuk menyetor 25 juta sebagai setoran awal haji,” kata Fadlul.

Ia menjelaskan bahwa sebelum 2017, keberangkatan haji nyaris tanpa antrean. “Sebelumnya, bapak, ibu ada duit, daftar, tahun depan berangkat,” ujar dia.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement