REPUBLIKA.CO.ID, DOHA — Serangan udara Israel yang mengguncang Doha, Qatar, dan menargetkan para pemimpin Hamas di negara mediator tersebut telah menjadi isu utama di Amerika Serikat. Al Jazeera melaporkan, publik beranggapan Donald Trump tak senang dengan Israel atas serangan tersebut.
Selama dua tahun terakhir, AS telah memberikan Israel miliaran dolar untuk mendanai perang di Gaza. Meski demikian, banyak cerita tentang Gedung Putih – di bawah Joe Biden dan Donald Trump – yang frustrasi dengan perilaku Israel.
Meski demikian, serangan terhadap Qatar, negara mitra AS yang bekerja sama erat dengan Washington dalam berbagai masalah dan menjadi tempat dari salah satu pangkalan militer AS terbesar di Timur Tengah, memicu eskalasi besar.
Sejauh ini, tanggapan Trump dinilai tidak terlalu keras atas kelakuan biadab Israel. Di media sosial, Trump mengaku, dia merasa "sangat tidak enak" tentang lokasi serangan. Dia kemudian mengatakan kepada wartawan bahwa dia "tidak senang" dengan tindakan Israel.
Gedung Putih membutuhkan waktu berjam-jam untuk menanggapi upaya pembunuhan pada Selasa lalu. Saat menanggapinya, Gedung Putih tidak sampai mengutuk serangan itu. “Pengeboman sepihak di Qatar, sebuah negara berdaulat dan sekutu dekat, tidak memajukan tujuan Israel atau Amerika,” kata juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt. “Namun, melenyapkan Hamas, yang telah mengambil keuntungan dari penderitaan orang-orang yang tinggal di Gaza, adalah tujuan yang layak.”
