Rabu 10 Sep 2025 07:21 WIB

Trump: Serangan Israel ke Qatar Keputusan Netanyahu, Bukan dari Saya

Serangan Israel ke Qatar melanggar hukum internasional.

Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam pertemuan di Gedung Putih, Washington, Selasa, 4 Februari 2025.
Foto: AP Photo/Evan Vucci
Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam pertemuan di Gedung Putih, Washington, Selasa, 4 Februari 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA— Presiden AS Donald Trump mengatakan serangan terhadap Qatar adalah keputusan yang dibuat oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan hal seperti itu tidak akan pernah terjadi lagi di tanah Qatar.

Dalam sebuah postingan di Truth Social, Trump mengatakan dia telah berbicara dengan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani dan Perdana Menteri serta Menteri Luar Negeri Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, Trump meyakinkan mereka tentang hal ini.

Baca Juga

Presiden AS menambahkan bahwa serangan sepihak terhadap Qatar tidak memenuhi kepentingan Israel atau Amerika Serikat dan dia sangat sedih dengan keputusan Netanyahu.

Trump mengatakan dia berterima kasih kepada Emir dan Perdana Menteri Qatar atas dukungan dan persahabatan mereka kepada Amerika Serikat.

Dia menekankan bahwa Qatar bekerja keras, berani, dan mengambil risiko dengan pihak Amerika untuk memediasi perdamaian.

Trump mengarahkan Menteri Luar Negerinya, Marco Rubio, untuk menyelesaikan perjanjian kerja sama pertahanan dengan Qatar.

Trump juga telah mengarahkan utusan Timur Tengahnya, Steve Witkoff, untuk menginformasikan kepada pihak Qatar mengenai serangan Israel tersebut, namun peringatan tersebut terlambat, katanya.

Langkah mundur AS

Pernyataan Trump dalam hal ini menegaskan apa yang diumumkan juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majid al-Ansari, bahwa pernyataan yang beredar mengenai pemberitahuan kepada Negara Qatar sebelum serangan Israel ke Doha adalah salah.

Juru bicara tersebut menjelaskan— dalam sebuah posting di situs web X— bahwa panggilan yang diterima oleh seorang pejabat AS datang selama suara ledakan yang dihasilkan dari serangan Israel di Doha.

Pernyataan Al-Ansari muncul setelah juru bicara Gedung Putih mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa Amerika Serikat mengetahui serangan Israel yang menargetkan para pemimpin Hamas di Doha sesaat sebelum itu terjadi dan bahwa Presiden Trump meminta utusannya, Witkoff, untuk memberi tahu Doha tentang serangan Israel yang akan terjadi.

Dalam pidatonya malam ini, Trump membahas situasi di Jalur Gaza Palestina, dan mengatakan bahwa ia ingin semua sandera dibebaskan dan perang di Gaza segera berakhir.

Trump menambahkan bahwa Netanyahu mengatakan kepadanya setelah serangan tersebut bahwa dia ingin berdamai, dan mengatakan bahwa insiden yang tidak menguntungkan ini dapat menjadi kesempatan untuk perdamaian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement