
Oleh : Dr Usman Syihab, dosen Fakultas Dirasat Islamiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
REPUBLIKA.CO.ID, -Jumat pekan ini, dalam kalender Islam, kita pada 12 Rabiul Awwal 1447 H , yang merupakan tanggal lahir atau maulid Nabi kita Muhammad SAW Kita memperingati maulid Nabi kita Muhammad SAW dengan tujuan, antara lain untuk dapat meneladani sifat-sifat dan akhlak mulia baginda Rasulullah SAW.
Akhlak atau budi pekerti mulia adalah unsur penting dalam kehidupan kita secar individu, dalam bermasyarakat, bahkan dalam berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu baginda Rasulullah SAW menyatakan, “Sesungguhnya aku diutus (dengan misi) untuk menyempurnakan akhlak mulia.” (HR Al-Baihaqi).
Sebagaimana beliau juga menilai bahwa “Orang Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang akhlaknya paling baik di antara mereka.” (HR Al-Tirmidzi). Allah SWT yang mengutus baginda Rasulullah dengan misi tersebut juga telah bersaksi “Sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang luhur.” (QS Al-Qalam [68]: 4).
Di antara akhlak mulia yang sudah menjadi sifat Rasulullah saw. yang sangat penting dan harus menjadi penutan kita adalah sifat shiddiq dan amanah.
Sifat shiddiq Rasulullah SAW
Kata shiddiq berarti benar atau jujur. Kata ini merujuk kepada ketulusan hati dan konsistensi dalam berkata dan berbuat yang benar dan jujur. Rasulullah SAW adalah orang yang shiddiq, artinya yang selalu benar dan jujur, dan selaras antara ucapan dan perbuatan.
Rasulullah SAW selalu berkata benar dan tidak pernah berkata bohong sekalipun saat bercanda. Baginda mengatakan, “Sesungguhnya, aku juga bercanda dan aku tidak berkata kecuali yang benar.” (HR Al-Tirmidzi).
Abu Jahal sebagai musuh Nabi kita Muhammad saw. juga mengakui bahwa Rasulullah SAW tidak pernah berbohong, “Kami tidak menganggap kamu berbohong..” (Riwayat dari Ali bin Abi Thalib RA.), demikian kata Abu Jahal kepada Nabi kita Muhammad SAW di suatu hari.
Sebagai seorang yang jujur dan selalu berkata benar dan tidak pernah bohong, baginda Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk berkata jujur dan tidak bohong.
Dalam anjuran itu, Rasullah SAWmenyatakan, "Sesungguhnya kejujuran/berkata benar akan membimbing pada kebaikan, dan kebaikan itu akan membimbing ke surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur ia akan dicatat sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya bohong itu akan mengantarkan pada kejahatan, dan sesungguhnya kejahatan itu akan menggiring ke neraka. Jika seseorang selalu berdusta akan dicatat baginya sebagai seorang pendusta." (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Senada dengan itu Allah SWṭ juga berfirman yang maksudnya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar” (QS al Ahzab [33]: 70).
