REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Taruna Ikrar mengatakan, dugaan penggunaan food tray pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disebut-sebut mengandung minyak babi. Karena itu, pihaknya akan segera melakukan pengujian laboratorium terhadap produk dari China tersebut.
Menurut dia, Badan POM akan menindaklanjuti isu ini dengan pengujian laboratorium. Pihaknya pun sudah memiliki fasilitas yang memungkinkan untuk melakukan swab test hingga uji DNA, termasuk mendeteksi adanya kandungan glycerin atau gelatin.
"Ini sudah jadi atensi Istana, atensi dari Kepala Kantor Komunikasi Presiden. Tentu nanti supaya eloknya kita harus sama-sama nanti. Tapi kalau domain kami akan diberikan tugas untuk mengetes, dan laboratorium kami siap untuk itu," ujar Taruna dalam keterangan yang diterima Republika.co.id, Kamis (28/8/2025).
Taruna menjelaskan, sesuai Instruksi Presiden Nomor 12 dan MoU dengan Badan Gizi Nasional (BGN), BPOM memiliki 13 tanggung jawab dalam mendukung keamanan dan mutu program MBG, mulai dari bahan baku hingga distribusi. Karena itu, isu food tray yang diduga bermasalah menjadi bagian penting dari pengawasan keamanan pangan.
Meski aspek halal-haram bukan domain BPOM, Taruna menekankan bahwa isu ini tetap menjadi perhatian. “Kita tahu masyarakat kita 87 persen muslim. Maka aspek halal ini juga penting. Karena itu, kami sudah berkoordinasi dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), BGN, serta Kantor Komunikasi Presiden,” ujarnya.
Taruna menjelaskan, informasi soal food tray tersebut pertama kali viral di TikTok dan segera ditindaklanjuti oleh pemerintah. “Laporan itu bahkan langsung disampaikan kepada saya oleh Menko Perekonomian Pak Airlangga Hartarto dan juga Kepala Komunikasi Presiden, Pak Hasan Asnik. Berarti ini sudah menjadi atensi nasional kita,” katanya.
Terkait lokasi pengambilan sampel food tray, Taruna belum bisa membeberkan lebih jauh. “Itu ranah BGN. Tugas kami adalah melakukan pengujian untuk memastikan keamanan pangan, apakah betul ada kandungan DNA babi atau tidak,” jelasnya.
BPOM berkomitmen menuntaskan pengujian secepat mungkin. Hasil resmi nantinya akan diumumkan bersama lintas lembaga, mengingat kasus ini telah menjadi perhatian Presiden.
"Jadi intinya langkah berikut Badan POM akan menindaklanjuti itu dalam bentuk bekerjasama dengan Badan Gizi, dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal, dan Badan Standarisasi untuk penentuannya," katanya.