Selasa 26 Aug 2025 17:30 WIB

Perang Tabuk, Kala 1 Unta Dikendarai 10 Sahabat Nabi

Rasulullah SAW berdiri di hadapan pasukan dan menyampaikan pidato penuh semangat.

Penampakan gunung-gunung batu raksasa di al-
Foto: Republika/Fitriyan Zamzami
Penampakan gunung-gunung batu raksasa di al-

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peristiwa Perang Tabuk berlokasi di sebuah kota yang terletak di antara lembah al-Qura dan Syam, jarak antara Tabuk dan Madinah mencapai 778 kilo meter.

Ketika itu, kaum Muslimin melawan pasukan dari kaum Romawi. Sebagai perang besar yang dipimpin langsung oleh Rasul, perang ini memberikan pelajaran berharga bagi kaum Muslim saat itu. Perang Tabuk mengajarkan pentingnya kejujuran iman dan bertahan dalam kesusahan yang ada.

Baca Juga

Penyebab munculnya perang ini disebut ada banyak versi. Diantaranya ka rena Rasulullah SAW mengetahui Raja Romawi mempersiapkan pasukan yang besar untuk melawan umat, untuk membalas kematian Ja'far bin Abu Thalib, serta adanya tantangan dari orang Yahudi dengan tujuan ingin menipu kaum Muslimin agar celaka. Ketika kaum Muslimin sampai di daerah Tabuk, Allah menurunkan wahyu, "Dan sesungguhnya mereka hampir menjadikanmu gelisah di negeri (Mak kah) untuk mengusirmu darinya," (QS al- Isra ayat 76).

Perjalanan pasukan kaum Muslimin menuju Tabuk memakan waktu hingga 20 hari. Medan yang mereka tempuh sangat sulit. Selain keterbatasan bahan ma ka nan, mereka harus menghadapi panasnya gurun pasir. Perang ini bahkan di juluki "Pasukan Jaisyul Usrah" yang artinya pasukan yang dalam keadaan sulit. Keadaan para sahabat sedan susah membuat seekor unta harus dikendarai oleh sepuluh orang sahabat secara bergantian.

Sesampainya di Tabuk, Rasulullah SAW berdiri di hadapan pasukan dan menyampaikan pidato yang penuh semangat. Jihad prajurit semakin membara. Pada perang ini, sebelumnya Rasulullah telah menganjurkan para sahabat untuk berinfak karena jarak yang akan ditempuh agak jauh.

Dalam perang ini, Abu Bakar ash-Shiddiq mengorbankan seluruh hartanya. Umar bin Khattab juga telah mengorbankan setengah hartanya. Begitu pun dengan Utsman bin Affan yang mengorbankan perleng kapan perang untuk sepertiga pasukan. Beserta sahabat lainnya, menginfakkan lebih dari kemampuan mereka.

Kondisi saat itu sangat genting dan mencekam. Musim panas pun mendera. Kebun-kebun kurma di Madinah mulai ranum dan siap dipanen. Ujian keimanan bagi Nabi dan sahabat serta pengikutnya terjadi di sini. Di mana saat panen merupakan saat-saat yang nyaman untuk beristirahat dan bersantai di rumah. Sebagian besar mata pencaharian penduduk Madinah pun bergantung pada panen kurma ini.

Nabi menggerakkan seluruh kaum Muslimin untuk turut serta dalam perang besar melawan kaum kuffar. Sungguh menjadi perkara teramat berat bagi orang-orang yang di hatinya terdapat penyakit kemunafikan untuk turut serta dalam perang tersebut. Inilah ujian untuk menyeleksi siapakah yang betul-betul beriman dan siapakah yang "bermain-main" dengan keimanannya.

Saat itu, hanya kaum munafik, orangorang uzur, perempuan, anak-anak, dan sebagian sahabat yang tidak memiliki kendaraan yang bisa ditunggangi yang tertinggal di Madinah. Padahal, mereka sangat ingin ikut dalam pasukan itu. Melihat hal ini, Allah pun mengabadikan hal itu dengan berfirman di QS at-Taubah ayat 92, "Mereka kembali, sedangkan mata mereka bercucuran air mata ka rena sedih tidak memperoleh apa yang akan mereka infakkan."

photo
Lokasi daerah Tabuk. Ekspedisi Tabuk adalah pasukan terbesar yang pernah dipimpin langsung Rasulullah SAW. - (wikipedia)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement