REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keberadaan Platform Nusuk yang dikembangkan oleh Pemerintah Kerajaan Arab Saudi menjadi perhatian serius bagi industri travel haji dan umroh di Indonesia. Ketua Harian Forum Silaturahmi Asosiasi Travel Haji dan Umroh (Forum SATHU), Artha Hani mendesak pemerintah Indonesia untuk membangun platform digital serupa sebagai pintu masuk bagi layanan tersebut.
"Jadi Nusuk ini satu portal (platform) besar yang memang sudah disiapkan, disediakan oleh Kerajaan Saudi untuk memfasilitasi berbagai kepentingan terkait dengan banyak hal lah. Baik urusan haji, urusan umroh, dan lain-lainnya. Termasuk fasilitas-fasilitas yang ada di kedua kota itu (Makkah dan Madinah)," kata Artha kepada Republika, Jumat (22/8/2025)
Menurut Artha, keberadaan Nusuk terbilang wajar. Dia menilai Nusuk sebagai kebutuhan bagi Arab Saudi dalam melayani jutaan jamaah umroh dan haji. Fasilitas pelayanan tersebut dibutuhkan oleh Arab Saudi untuk mengatur dan memastikan segala keperluan, fasilitas dan layanan bagi jamaah benar-benar bisa dikelola secara baik.
Menurut dia, masalah terjadi jika aplikasi tersebut langsung diakses oleh masyarakat Indonesia tanpa melewati regulasi yang ada. Untuk itu, ia menyarankan, pemerintah harus memiliki portal digital sendiri.
"Yang perlu kita lakukan adalah bagaimana mengatur supaya Nusuk masuk ke Indonesia ini bisa tetap mengikuti perkembangan yang ada di Indonesia, regulasi yang ada di Indonesia, dan kondisi yang ada di Indonesia, sehingga (Nusuk) semestinya berhubungan dengan portal yang sama, yang serupa yang ada di Indonesia, sehingga memang Indonesia harus punya portal semacam Nusuk, sehingga mereka bisa saling connect," jelas dia.
