Jumat 22 Aug 2025 11:39 WIB

Minta Pemerintah Bangun Platform Umroh, Asosiasi: Jangan Sampai Nusuk Langsung Diakses Warga

Artha berharap akses Nusuk bisa lebih terkontrol.

Rep: Fuji EP/ Red: A.Syalaby Ichsan
Di tengah kekhusukan jamaah melakukan tawaf di sekitar Kabah, sejumlah anak kecil terlihat di area mataf. Jurnalis Republika mengabadikan bagaimana anak-anak itu berada di sekitar mataf pada Kamis (8/5/2025) dan Jumat (8/5/2025). Ada yang mengenakan pakaian ihram atau pakaian biasa. Ada yang digendong oleh ayahnya, ada yang tengah bermain atau sekadar berbincang dengan orang tua. Kehadiran mereka menjadi bumbu pemanis tersendiri. Anak-anak itu adalah generasi Islam di masa depan. Mereka adalah pewaris agama yang mulia ini. Jamaah haji kini mulai memadati Masjidil Haram untuk melakukan umroh jelang puncak musim haji yang diperkirakan akan dimulai pada 5-6 Juni mendatang.
Foto: Teguh Firmansyah/Republika
Di tengah kekhusukan jamaah melakukan tawaf di sekitar Kabah, sejumlah anak kecil terlihat di area mataf. Jurnalis Republika mengabadikan bagaimana anak-anak itu berada di sekitar mataf pada Kamis (8/5/2025) dan Jumat (8/5/2025). Ada yang mengenakan pakaian ihram atau pakaian biasa. Ada yang digendong oleh ayahnya, ada yang tengah bermain atau sekadar berbincang dengan orang tua. Kehadiran mereka menjadi bumbu pemanis tersendiri. Anak-anak itu adalah generasi Islam di masa depan. Mereka adalah pewaris agama yang mulia ini. Jamaah haji kini mulai memadati Masjidil Haram untuk melakukan umroh jelang puncak musim haji yang diperkirakan akan dimulai pada 5-6 Juni mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keberadaan Platform Nusuk yang dikembangkan oleh Pemerintah Kerajaan Arab Saudi menjadi perhatian serius bagi industri travel haji dan umroh di Indonesia. Ketua Harian Forum Silaturahmi Asosiasi Travel Haji dan Umroh (Forum SATHU), Artha Hani mendesak pemerintah Indonesia untuk membangun platform digital serupa sebagai pintu masuk bagi layanan tersebut.

"Jadi Nusuk ini satu portal (platform) besar yang memang sudah disiapkan, disediakan oleh Kerajaan Saudi untuk memfasilitasi berbagai kepentingan terkait dengan banyak hal lah. Baik urusan haji, urusan umroh, dan lain-lainnya. Termasuk fasilitas-fasilitas yang ada di kedua kota itu (Makkah dan Madinah)," kata Artha kepada Republika, Jumat (22/8/2025)

Baca Juga

Menurut Artha, keberadaan Nusuk terbilang wajar. Dia menilai Nusuk sebagai kebutuhan bagi Arab Saudi dalam melayani jutaan jamaah umroh dan haji. Fasilitas pelayanan tersebut dibutuhkan oleh Arab Saudi untuk mengatur dan memastikan segala keperluan, fasilitas dan layanan bagi jamaah benar-benar bisa dikelola secara baik. 

Menurut dia, masalah terjadi jika aplikasi tersebut langsung diakses oleh masyarakat Indonesia tanpa melewati regulasi yang ada. Untuk itu, ia menyarankan, pemerintah harus memiliki portal digital sendiri. 

"Yang perlu kita lakukan adalah bagaimana mengatur supaya Nusuk masuk ke Indonesia ini bisa tetap mengikuti perkembangan yang ada di Indonesia, regulasi yang ada di Indonesia, dan kondisi yang ada di Indonesia, sehingga (Nusuk) semestinya berhubungan dengan portal yang sama, yang serupa yang ada di Indonesia, sehingga memang Indonesia harus punya portal semacam Nusuk, sehingga mereka bisa saling connect," jelas dia.

photo
Ilustrasi Travel Umrah dan Haji - (Republika/Agung Supriyanto)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement