Senin 18 Aug 2025 01:35 WIB

HUT ke-80 RI, Saatnya Melahirkan Masjid yang Ramah Pemuda

BKPRMI mencatat tidak lebih dari 15 persen pemuda yang aktif di masjid.

Ketua Umum DPP BKPRMI Nanang Mubarok
Foto: bkprmi
Ketua Umum DPP BKPRMI Nanang Mubarok

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945 dinilai bukan semata-mata hasil perjuangan fisik, melainkan lahir dari kekuatan spiritual, intelektual, dan moral. Masjid pada masa perjuangan menjadi pusat perjuangan, syiar, pendidikan, dan konsolidasi umat. Pemuda masjid hadir sebagai generasi penerus yang meneguhkan peran strategis tersebut.

Ketua Umum DPP BKPRMI, Nanang Mubarok mengatakan, pada era kekinian, “merdeka” bagi pemuda masjid bukan hanya terbebas dari penjajahan fisik, tetapi juga dari belenggu kebodohan, kemiskinan, pengangguran, putus sekolah, dekadensi moral, dan keterpinggiran peran sosial. Nanang meminta pemuda masjid untuk tampil sebagai agen perubahan yang membawa nilai Islam rahmatan lil ‘alamin untuk memperkuat Indonesia Emas 2045.

Baca Juga

Keterlibatan pemuda dan remaja di masjid dinilai masih sangat minim. Berdasarkan survei umum BKPRMI, tidak lebih dari 15% pemuda dan remaja yang aktif dan merasa nyaman beraktivitas di masjid. Fenomena ini menjadi ironi, mengingat pemuda sejatinya adalah kelompok usia yang paling sehat, kuat, dan bersemangat untuk memakmurkan rumah Allah.

Menurut Nanang, ada banyak tantangan yang membuat anak muda enggan datang ke masjid. Mereka sering dianggap mengganggu kenyamanan ibadah, dicap hanya menghabiskan saldo kas masjid, atau bahkan tidak diberi ruang untuk mengaktualisasikan potensi, minat, dan bakat mereka. Akibatnya, banyak anak muda yang lebih memilih menjauh daripada mendekat, lebih suka nongkrong di kafe daripada duduk bersila di serambi masjid.

Jika hal ini dibiarkan, ujar Nanang, maka masjid akan semakin kehilangan generasi mudanya. Padahal, merekalah yang akan menjadi pewaris bangsa dan negeri ini serta penggerak kemakmuran masjid di masa depan.

Nanang mengatakan, pemerintah dan banyak pihak telah gencar mengampanyekan masjid ramah anak, masjid ramah lansia, dan masjid ramah disabilitas. Padahal bisa jadi mereka kaum yang mendapatkan rukhsoh atau keringan dalam syariat agama. Namun, yang justru absen dari wacana publik adalah gagasan tentang Masjid Ramah Pemuda.

photo
ILUSTRASI Hindari penggugur amal. Foto - Seorang pria berdoa untuk Palestina di Masjid Pusat Lisbon, Portugal, Jumat, 13 Oktober 2023. - (AP Photo/Armando Franca)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement