Jumat 01 Aug 2025 15:54 WIB

Fenomena 'Rojali' Dinilai Jadi Cerminan Tekanan Ekonomi Bagi Masyarakat Menengah ke Bawah

Masyarakat menghadapi kombinasi kenaikan harga dan pendapatan yang stagnan.

Rep: Fuji EP/ Red: A.Syalaby Ichsan
Suasana Metropolitan Mall, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Foto: Republika/mg160
Suasana Metropolitan Mall, Kota Bekasi, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Peneliti Lembaga Riset Institute For Demographic and Poverty Studies (IDEAS), Muhammad Anwar mengatakan, fenomena Rombongan Jarang Beli (Rojali) bukanlah sekadar tren viral di media sosial atau perubahan pola konsumsi masyarakat urban. Rojali dinilai menjadi cerminan nyata dari kian parahnya tekanan ekonomi yang dialami masyarakat, khususnya di kelas menengah ke bawah dan kelompok rentan. 

"Kita menyaksikan pusat-pusat perbelanjaan yang tampak ramai pengunjung, namun aktivitas transaksi merosot tajam, ini bukan tanda gaya hidup yang berubah, melainkan indikasi bahwa masyarakat ingin belanja tapi tidak mampu," kata Anwar kepada Republika, Jumat (1/8/2025)

Baca Juga

Anwar menyampaikan, pada tahun lalu, masih ada gejala lipstick effect di mana masyarakat masih bisa berbelanja meski hanya untuk barang-barang kecil, terjangkau atau bersifat hiburan. Hal tersebut menunjukkan masih adanya ruang untuk konsumsi sekunder meski terbatas. 

Namun, fenomena 'Rojali' yang terjadi saat ini menunjukkan bahwa ruang itu pun telah hilang. Masyarakat bahkan tak lagi melakukan substitusi barang untuk membeli barang yang lebih murah. Mereka benar-benar tidak melakukan transaksi. 

"Saat ini masyarakat memilih untuk mengalokasikan uangnya kepada kebutuhan pokok seperti makanan, transportasi, dan biaya hidup harian. Artinya, ini bukan lagi soal menyesuaikan gaya belanja, tetapi soal prioritas kebutuhan hidup," jelasnya.

IDEAS mengungkapkan bahwa masalah utama bukan hanya inflasi yang tidak terkendali, tapi kombinasi dari kenaikan harga kebutuhan pokok yang terus merangkak naik dan stagnasi pendapatan riil.

photo
Metropolitan Mall, Kota Bekasi, Jawa Barat. - (Republika/mg160)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement