REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) mendorong pencapaian akreditasi unggul melalui program Revitalisasi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), dengan memberikan bantuan pendanaan untuk meningkatkan kualitas pendidikan profesi guru bagi 17 LPTK di Indonesia.
Hal tersebut diwujudkan dalam kegiatan Penandatanganan Perjanjian Pelaksanaan Bantuan Pendanaan Program Peningkatan Kualitas LPTK dalam Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Guru (PPG) Tahun 2025 di Jakarta, Rabu (30/7).
"Guru adalah kunci transformasi pendidikan. Melalui program ini, kita ingin memastikan bahwa setiap LPTK mampu menghasilkan pendidik profesional yang tidak hanya kompeten, tetapi juga memiliki nilai-nilai kepemimpinan dan inovasi," kata Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Strategi dan Sistem Pembelajaran Transformatif (SSPT), Ardi Findyartini berpesan agar pendanaan sebesar Rp7,3 miliar yang diberikan dalam skema hibah kompetitif ini untuk dapat dimanfaatkan secara optimal demi peningkatan kualitas pendidikan profesi guru.
"Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan untuk guru di LPTK, khususnya di Program Studi PPG, selain berorientasi pada pemenuhan indikator akreditasi unggul, proses perbaikan berkelanjutannya perlu terus dijaga," ujarnya.
Ardi menekankan bantuan pendanaan yang diberikan kepada LPTK terpilih tidak hanya ditujukan untuk capaian jangka pendek, melainkan perlu diarahkan untuk menciptakan dampak jangka panjang yang berkelanjutan.
Fokus utama dari program ini adalah mendorong transformasi menyeluruh dalam peningkatan kualitas LPTK, tidak hanya melalui penyediaan infrastruktur, tetapi melalui transformasi sistem pembelajaran yang lebih relevan dan progresif.
Ia menilai langkah ini menekankan pentingnya peran LPTK dalam melahirkan guru-guru profesional yang mampu menjawab tantangan masa depan pendidikan Indonesia.
"Oleh karena itu, setiap program yang disusun diharapkan memiliki orientasi jangka panjang, dengan dampak yang meluas dan berkesinambungan dalam menciptakan ekosistem pendidikan guru yang adaptif, unggul, dan responsif terhadap perubahan zaman," ucap Ardi Findyartini.
Diketahui, sejumlah 17 perguruan tinggi yang memperoleh bantuan pendanaan, yakni Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Halu Oleo, Universitas Hamzanwadi, Universitas Jambi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, Universitas Muhammadiyah Jember, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Selanjutnya, Universitas Musamus, Universitas Islam Nusantara Al-Washliyah, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Negeri Makassar, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Nusa Cendana, Universitas Pasundan, Universitas Pendidikan Ganesha, Universitas PGRI Kanjuruhan Malang, dan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.