REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR – Sekretaris Forum Internasional Dai Asia Tenggara, KH Cholil Nafis menegaskan, Islam yang berkembang di kawasan Asia Tenggara adalah model Islam yang damai, ramah, dan mampu berakulturasi dengan budaya lokal.
Menurut dia, karakter ini menjadikan Islam Asia Tenggara sebagai teladan bagi dunia dalam memadukan nilai agama dan kehidupan berbangsa.
Hal itu disampaikan KH Cholil Nafis dalam Asean Lecture Series yang digelar UIN Alauddin Makassar bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri RI.
Dalam kesempatan ini, Kiai Cholil juga mengungkapkan, jumlah umat Islam di Asia Tenggara adalah yang terbesar dibanding kawasan lain di dunia, dan Indonesia menjadi penyumbang populasi Muslim terbanyak.
Dia menuturkan, Islam masuk ke Asia Tenggara bukan melalui penaklukan militer, melainkan lewat jalur damai seperti perdagangan, pernikahan, serta ajaran tasawuf dan tarekat.
Pendekatan ini menjadikan Islam mudah diterima dan menyatu dalam kehidupan masyarakat Melayu yang kental dengan budaya lokal.
BACA JUGA: Israel Gunakan Bala Tentara dari Bangsa Jin untuk Hadapi Iran Selama Perang 12 Hari?
Keislaman yang berkembang di Asia Tenggara pun akhirnya memiliki karakter yang penuh kasih sayang dan ramah.
"Karakter keislaman di ASEAN rahmah dan ramah. Meminjam istilah Azyumardi Azra, Islam di masyarakat Asia Tenggara itu 'jinak' dan 'lembut' serta akulturasi dengan budaya tempatan," ujar Kiai Cholil saat dikonfirmasi Republika.co.id, Selasa (22/7/2025).
