REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN—Pada Juni 2025, Teheran terbangun dari keterkejutan akibat pembunuhan para pemimpin militer utamanya
Termasuk Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata, Mayor Jenderal Mohammad Bagheri, dan Panglima Garda Revolusi, Mayor Jenderal Hossein Salami, serta komandan Angkatan Udara Garda Revolusi, Mayor Jenderal Amir Hajizadeh, dan stafnya, pada dini hari setelah serangan Israel.
Serangan tersebut diikuti beberapa hari kemudian dengan pembunuhan kepala intelijen IRGC, Brigadir Jenderal Mohammad Kazemi, dan beberapa ajudannya.
Seiring berjalannya waktu, rincian tambahan tentang apa yang terjadi selama perang mulai terungkap, seperti yang diungkapkan oleh kantor berita resmi Fars.
Fars mengungkapkan pada 13 Juli 2025 lalu bahwa pada hari keempat perang, Israel menargetkan pertemuan tingkat tinggi Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, yang dihadiri oleh kepala tiga otoritas eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Pintu masuk dan keluar aula pertemuan di ruang bawah tanah sebuah bangunan berbenteng di sebelah barat Teheran diserang dengan bom besar dengan tujuan melumpuhkan gerakan keluar dan memotong aliran udara, mirip dengan informasi yang dibocorkan dalam pembunuhan Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah.
Mereka yang berkumpul berhasil melarikan diri melalui pintu darurat, namun beberapa di antaranya, termasuk Presiden Iran Masoud Bazeshkian, mengalami luka-luka ringan.
Pihak berwenang sedang menyelidiki kemungkinan adanya peretasan langsung oleh manusia yang memungkinkan Tel Aviv mengetahui waktu dan lokasi pertemuan.
Perkembangan ini mencerminkan momen tambahan dari eksposur di tingkat tertinggi dari sistem pengambilan keputusan berdaulat Iran.
Serangan-serangan itu bukan hanya eskalasi militer dalam perang yang tiba-tiba meletus, tetapi merupakan deklarasi kasar kemenangan intelijen Israel yang dibangun selama dua dekade melalui penetrasi dan penyusupan, dan pertanyaan utamanya adalah ukuran jaringan intelijen yang memungkinkan Israel melakukan operasi kualitatif ini di jantung Teheran.
Fitur utama dari serangan-serangan ini adalah sifat dari target mereka, keakuratan eksekusi dan keragaman alat yang mereka gunakan.
BACA JUGA: ‘Dia Kabur ke Rumah, Serang!’ Momen Pejuang Kejar Tentara Israel untuk Ditangkap, Begini Ending-nya
Beberapa di antaranya dilakukan dengan pesawat tak berawak, yang lain dengan alat peledak di dalam kendaraan, dan beberapa dengan tim pembunuh serta pengeboman udara.
Keragaman metode eksekusi ini mengungkapkan adanya beberapa lapisan agen di dalam institusi Iran sendiri, dan menyulitkan untuk memprediksi pola serangan atau mencegah terulangnya serangan tersebut.