REPUBLIKA.CO.ID, GAZA — Koalisi kelompok perlawanan Palestina telah mengecam Yasser Abu Shabab sebagai pengkhianat bayaran. Mereka menyatakan bahwa semua faksi secara kolektif telah mengingkarinya berikut para pendukungnya.
Dalam sebuah pernyataan yang dilansir Palestine Chronicle pada Ahad (6/7/2025), koalisi yang tergabung dalam Ruang Operasi Gabungan mengatakan Abu Shabab dan kelompoknya telah menyimpang dari jalan tanah air. Kelompok tersebut dituding telah kehilangan sepenuhnya identitas Palestina mereka.
Koalisi tersebut memperingatkan bahwa mereka tidak akan menunjukkan belas kasihan terhadap Abu Shabab atau siapa pun yang bekerja sama dengan pendudukan Israel."Nasib pengkhianat adalah tong sampah sejarah," bunyi pernyataan itu, "ditandai selamanya dengan rasa malu di hadapan Tuhan dan rakyat mereka."
Kelompok-kelompok perlawanan juga mengungkapkan rasa terima kasih atas dukungan yang tak tergoyahkan dari klan dan keluarga Gaza, memuji kebijaksanaan dan ketahanan mereka.
"Kami sangat menghargai posisi klan dan keluarga kami, yang tetap tidak tersentuh oleh pengkhianatan dari faksi jahat. Rakyat kami bijaksana dan dapat membedakan antara tentara bayaran dan mereka yang benar-benar melayani mereka," tambah pernyataan itu.
Regardless of the trucks' routes, they have been the epicenter of clashes. Over the past month, Yasser Abu Shabab's Popular Forces militia has gradually conducted operations deeper into the city, acting as a vanguard force for the IDF. In this capacity, Shabab's are involved in… pic.twitter.com/YDpNvZCMe8
— Theti Mapping (@ThetiMapping) June 27, 2025