REPUBLIKA.CO.ID, DOHA- Qatar telah menyerahkan kepada Hamas dan Israel sebuah proposal terbaru untuk kesepakatan penyanderaan dan gencatan senjata, menurut situs berita Amerika Serikat, Axios.
Reporter tersebut mengutip seorang pejabat senior Israel yang mengatakan bahwa proposal baru tersebut terutama melibatkan perubahan kata-kata dalam sejumlah klausul dan bukan perubahan substantif.
Dia mencatat bahwa ada kemungkinan besar proposal baru tersebut akan memungkinkan transisi ke pembicaraan tidak langsung antara Hamas dan Israel untuk menyelesaikan rincian kesepakatan.
Menurut apa yang dikatakan oleh pejabat Israel kepada situs web tersebut, Hamas belum menanggapi proposal baru tersebut, dan pejabat tersebut mencatat bahwa "negosiasi akan berlangsung lama, sulit, dan tegang."
Pengungkapan ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan, "Saya akan bersikap tegas terhadap Netanyahu untuk mengakhiri perang Gaza, dan saya yakin kita akan mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang pekan depan," karena dia dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang sedang dicari oleh Mahkamah Pidana Internasional (ICC), pada hari Senin.
Media Israel dan Axios telah menerbitkan beberapa bocoran tentang dekatnya kesepakatan dan tanda-tanda terobosan dalam perundingan.
Namun bocoran ini hanyalah upaya untuk menekan pihak perlawanan dan membuat para pendukung perlawanan percaya bahwa Hamas menolak untuk menghentikan perang dan mencapai kesepakatan, menurut banyak analis.
Tekanan AS dan Qatar
Kan TV Israel melaporkan bahwa Hamas dan Israel, di bawah tekanan AS dan Qatar, sedang mempertimbangkan formula yang lebih lunak untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza, sementara surat kabar Yisrael Hayom mengindikasikan bahwa sebuah delegasi Israel akan pergi ke Kairo untuk maju ke arah kesepakatan.
Dalam konteks yang sama, Channel 12 Israel melaporkan, mengutip para pejabat Israel, bahwa pemerintah Netanyahu bersedia untuk mempertimbangkan formula yang sebelumnya tidak bersedia diterima.
Terutama yang berkaitan dengan memberikan jaminan bahwa dimulainya kesepakatan akan mengarah pada berakhirnya perang, yang mengindikasikan bahwa sebuah terobosan besar akan segera terjadi, yang dapat menyebabkan dimulainya kembali perundingan penyanderaan dalam beberapa hari ke depan.
Saluran tersebut mengklaim bahwa perubahan posisi Israel terjadi setelah tekanan kuat dari Amerika Serikat, dan keinginan pemerintahan Trump untuk mencapai kemajuan dalam kesepakatan tersebut.
Menurut para pejabat Israel, Trump bersungguh-sungguh dengan apa yang dikatakannya dan ada tekanan besar dari Amerika Serikat yang telah meningkat dalam beberapa hari terakhir.
Lihat postingan ini di Instagram