Rabu 18 Jun 2025 18:17 WIB

Konflik Iran-Israel, Muhammadiyah Serukan Penghentian Genosida Israel di Gaza

Pihak internasional harus mengambil sikap yang tegas terhadap Israel.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir
Foto: Wulan Intandari
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir menyampaikan keprihatinan mendalam atas eskalasi konflik antara Israel dan Iran yang terjadi pada pertengahan 2025. Menurut dia, konflik ini tidak bisa dilepaskan dari akar persoalan yang lebih besar, yakni agresi Israel terhadap Gaza dan rakyat Palestina yang tak kunjung dihentikan.

"Dalam konteks yang lebih luas, sebenarnya dunia internasional, khususnya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan negara-negara besar yang punya kekuatan kebijakan di PBB, harus segera mengakhiri tragedi Gaza," ujar Prof Haedar kepada Republika.co.id usai dinobatkan sebagai Tokoh Perbukuan Islam 2025 dalam ajang Islamic Book Fair (IBF) 2025 di JCIC, Senayan, Rabu (18/6/2025).

Baca Juga

Dia mengatakan, selama Israel masih melakukan agresi, genosida, dan penghancuran terhadap Gaza, maka potensi perang dan ketegangan akan terus meluas, termasuk keterlibatan negara-negara lain seperti Iran.

"Kalau ini tidak dihentikan maka eskalasi itu akan muncul dari manapun. Dan di sinilah kita harus menyadari bahwa semua pihak tentu tidak menginginkan perang, karena dalam perang tidak ada yang diuntungkan," ucap Prof Haedar. 

Dia menyerukan agar semua pihak internasional mengambil sikap yang tegas terhadap Israel, demi menghentikan penderitaan rakyat Palestina dan mencegah konflik global yang lebih luas.

"Maka hentikan agresi, genosida, dan penghancuran Gaza dan rakyat Palestina," kata Prof Haedar.

Seperti diketahui, eskalasi konflik antara Iran dan Israel kembali mencuat pada pertengahan 2025 ini, menyusul serangan balasan Iran terhadap sejumlah target militer Israel. 

Tindakan ini dipicu oleh serangan udara Israel yang sebelumnya menghantam infrastruktur penting milik Iran, yang oleh Teheran dinilai sebagai tindakan agresi ilegal.

Situasi ini memperburuk ketegangan di kawasan Timur Tengah, yang sejak Oktober 2023 telah dirundung krisis kemanusiaan akibat invasi Israel ke Jalur Gaza.

Ribuan warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, menjadi korban, dan sebagian besar wilayah Gaza luluh lantak akibat gempuran militer Israel yang dituding sebagai bentuk genosida oleh berbagai kalangan internasional.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement