REPUBLIKA.CO.ID,JEDDAH -- Di tengah ketegangan geopolitik yang memuncak antara Iran dan Israel, perhatian internasional kini turut tertuju pada nasib puluhan ribu jamaah haji asal Iran yang tengah berada di Arab Saudi. Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi memastikan seluruh jamaah Iran akan dipulangkan dengan aman melalui skema logistik terkoordinasi yang telah disiapkan secara khusus.
Dalam pernyataan resmi yang dirilis Saudigazette, Ahad (15/6/2025), Kementerian Haji dan Umroh Saudi mengungkapkan bahwa ruang operasi khusus telah dibentuk untuk memantau kondisi sekitar 76 ribu jamaah haji Iran secara intensif.
Langkah ini merupakan bagian dari instruksi pimpinan tertinggi Saudi agar semua jamaah, termasuk dari Iran, mendapat perlindungan dan pelayanan maksimal selama berada di Makkah dan Madinah.
Kementerian Haji Saudi juga mengembangkan rencana kepulangan terperinci atas permintaan resmi dari otoritas Iran yang mengurusi urusan haji. Rencana ini mencakup aspek logistik dan transportasi, serta menjamin keberangkatan bertahap yang aman dan terorganisir.
Sesuai skema tersebut, jamaah Iran akan meninggalkan Arab Saudi melalui dua bandara utama, yakni Bandara Internasional King Abdulaziz di Jeddah dan Bandara Internasional Pangeran Mohammed bin Abdulaziz di Madinah.
Dari sana, mereka akan terbang menuju Bandara Arar, kemudian melanjutkan perjalanan darat melalui pelabuhan darat Arar yang baru dibuka untuk keperluan ini.
Keberangkatan bertahap telah dimulai sejak Jumat, dengan tim Kementerian tetap siaga di berbagai titik keberangkatan untuk memastikan proses berjalan lancar. Bantuan langsung dan dukungan berkelanjutan tetap diberikan hingga seluruh jamaah kembali ke tanah air mereka dengan selamat.
Langkah ini menegaskan bahwa meskipun hubungan diplomatik antara Iran dan Arab Saudi masih sensitif, komitmen Saudi dalam memfasilitasi ibadah haji tetap dikedepankan di atas segala dinamika politik.
Sumber:
Saudi Arabia begins coordinated return of Iranian pilgrims via Arar land port