Rabu 11 Jun 2025 14:39 WIB

Usai Puncak Haji, Jamaah Tapak Tilas Jejak Sejarah Islam

Jamaah haji memulai perjalanan ini dengan mendaki Jabal Nur.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Jabal Nur di Makkah yang kerap dikunjungi jamaah haji.
Foto: Karta/Republika
Jabal Nur di Makkah yang kerap dikunjungi jamaah haji.

REPUBLIKA.CO.ID,JEDDAH -- Usai menyelesaikan puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) banyak jamaah haji memulai perjalanan spiritual yang lebih dalam dengan mengunjungi situs-situs bersejarah Islam di berbagai wilayah Arab Saudi. Langkah ini menjadi bagian dari upaya mempererat hubungan spiritual dengan jejak Nabi Muhammad SAW dan generasi awal Islam.

Di kota suci Makkah, para peziarah memulai perjalanan ini dengan mendaki Jabal Nur, tempat di mana Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama di Gua Hira. Gunung yang menyerupai punuk unta ini menjadi landmark ikonik, terlebih dengan hadirnya Distrik Budaya Hira yang menampung Galeri Wahyu, sarana edukatif bagi para jamaah untuk memahami proses turunnya wahyu dan sejarah kerasulan.

Baca Juga

"Ketika saya membawa para peziarah ke Jabal al-Nour, banyak yang meneteskan air mata. Ini bukan sekadar pendakian, tetapi kebangkitan spiritual," ujar seorang pemandu wisata, Ahmed Khan dikutip dari Arabnews, Rabu (11/6/2025). 

Tidak jauh dari sana, Jabal Tsur juga menjadi magnet spiritual. Gunung ini menyimpan kisah pelarian Nabi Muhammad SAW dan sahabatnya Abu Bakar Ash-Shiddiq dari kejaran kaum Quraisy saat hijrah ke Madinah. Gua tempat keduanya berlindung menjadi simbol perlindungan ilahi dan kepercayaan mendalam kepada Allah SWT.

Jabal Abu Qubays, gunung terdekat dari Masjidil Haram, juga kerap dikunjungi jamaah haji. Dalam beberapa riwayat, gunung ini diyakini sebagai tempat pertama yang diciptakan Allah di bumi. Selain itu, Masjid Al-Bay'ah yang terletak tidak jauh dari lokasi ini, menjadi penanda penting ikrar kesetiaan kaum Anshar Madinah kepada Nabi Muhammad dalam peristiwa Baiat Aqabah.

Di Distrik Al-Hajun, jamaah haji tak melewatkan Pemakaman Al-Ma’la, tempat peristirahatan istri Nabi, Khadijah binti Khuwailid. Makam ini menjadi pusat penghormatan yang dalam atas peran besar Khadijah dalam mendampingi perjuangan dakwah Rasulullah SAW.

“Jamaah senang mengunjungi tempat-tempat ini dan hal ini membantu mereka memahami pengorbanan orang-orang yang membentuk Islam,” ucap Khan.

Sementara itu, di Kota Madinah, warisan sejarah Islam yang tak lekang oleh waktu juga menarik perhatian jamaah. Masjid Al-Qiblatain menjadi saksi peristiwa penting perubahan arah kiblat dari Baitul Maqdis ke Masjidil Haram, sebuah titik balik dalam pembentukan identitas umat Islam.

Direktur Regional Madinah Hotels di Elaf Al-Taqwa, Hussain Rauff menyatakan pihaknya berencana menyelenggarakan tur berpemandu agar jamaah dapat menjelajahi warisan Islam Madinah dengan lebih bermakna. 

“Ini adalah cara untuk memperluas perjalanan spiritual mereka di luar ritual haji,” kata dia.

Gugusan Tujuh Masjid di barat Masjid Nabawi, termasuk Masjid Al-Fath dan masjid-masjid yang dinamai tokoh seperti Ali bin Abi Thalib dan Fatimah az-Zahra, menghidupkan kembali kenangan Perang Khandaq. 

Adapun Gunung Uhud yang menjulang di utara Madinah menjadi tempat ziarah penuh keheningan, terutama di area Makam Syuhada Uhud, tempat paman Nabi, Hamzah bin Abdul Muthalib, dimakamkan bersama para syuhada lainnya.

Tak jauh dari Masjid Nabawi, Makam Baqi' Al-Gharqad juga menjadi tempat penting yang menyimpan jenazah para sahabat dan keluarga Nabi. Doa dan dzikir menyelimuti area ini, menandai penghormatan atas jasa para pejuang awal Islam.

Di luar dua kota suci, situs-situs bersejarah lain juga mulai ramai dikunjungi. Salah satunya adalah Khaybar, sebuah wilayah bersejarah yang menjadi saksi strategi dan etika kepemimpinan Rasulullah SAW dalam ekspedisi militer. Medan vulkanik dan reruntuhan benteng kuno menyimpan cerita-cerita penting dari masa kenabian.

Jamaah haji asal Kuwait, Fatima Al-Mutairi mengungkapkan niatnya untuk berziarah ke Jeddah dan Taif setelah menyelesaikan ibadah hajinya. 

“Saya ingin mengunjungi Makam Hawa di Jeddah dan Masjid Abdullah bin Abbas di Taif. Beliau adalah ulama besar yang tafsirnya menginspirasi banyak orang,” ujar dia.

Menanggapi tren meningkatnya minat ziarah pascahaji, berbagai program spiritual turut disiapkan. Salah satunya adalah “Hala” yang digagas Al-Bait Guests Co., menyediakan perjalanan mendalam ke situs-situs Islam dengan pemandu yang memiliki latar sejarah dan spiritual kuat.

“Tujuan kami adalah untuk memperkaya pengalaman pasca-haji. Kami ingin para jamaah memahami bahwa perjalanan iman terus berlanjut, dan Arab Saudi membuka warisannya bagi mereka yang ingin menapaki jejak langkah Nabi,” jelas seorang pejabat senior di sektor haji dan umroh, Mohammed Al-Shahrani. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement