REPUBLIKA.CO.ID, CISARUA -- Saat ini, kendaraan bermotor mulai beralih dari penggunaan bahan bakar fosil ke tenaga listrik yang lebih ramah lingkungan. Merespons perubahan ini, PT PLN (Persero) Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan (Pusharlis) meluncurkan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
Program ini mencakup pelatihan konversi kendaraan untuk guru SMK, sertifikasi kompetensi bagi pegawai bengkel, serta dukungan konversi listrik untuk pengembangan usaha mikro dan kecil (UMK) di sektor perbengkelan kendaraan listrik.
Untuk menyukseskan pelaksanaan program ini, PLN Pusharlis bekerja sama dengan MDI dan Filantra sebagai mitra konsultan CSR, yang turut mendampingi dan mengelola pelaksanaan program secara profesional dan berkelanjutan.
Sebanyak 20 guru dari SMKN 1 Cisarua, SMKN 12 Garut, SMKN 1 Buah Dua Sumedang, dan SMK YBM Sumedang mengikuti pelatihan selama dua hari, 26-27 Mei 2025 guna memperdalam pengetahuan dan keterampilan mengenai konversi kendaraan berbahan bakar fosil menjadi kendaraan listrik.
Program ini secara resmi diluncurkan General Manager PLN Pusharlis, Suroso, di SMKN 1 Cisarua pada Senin (26/5/2025). Dalam sambutannya, Suroso menegaskan pelatihan ini merupakan bagian dari upaya transisi energi menuju sumber energi bersih.
“Kita tahu bersama energi fosil itu, kita kurangi karena berdampak pada emisi. Apa gantinya? Bisa segera beralih ke energi yang bersih,” ujarnya. Menurutnya, PLN perlu menyiapkan sumber daya manusia yang mumpuni di bidang kendaraan listrik.
“Program kami yang pertama, memberikan pelatihan kepada guru-guru dengan harapan mereka ini bisa mengembangkan anak didiknya, untuk bisa memahami kemudian mempraktikkan bagaimana konversi kendaraan dari fosil ke listrik. Terutama yang gampang saja, kendaraan bermotor,” tambahnya.
Selain pelatihan guru, program TJSL menyasar bengkel-bengkel yang sudah aktif, dengan memberikan sertifikasi kompetensi kepada para pegawainya agar usaha mereka bisa lebih berkembang dan profesional.
Suroso menyebut inisiatif ini bukan hanya dilaksanakan PLN Pusharlis, juga menjadi bagian dari gerakan bersama di berbagai unit PLN lainnya dalam mendukung konversi kendaraan nasional. “Jadi (program) ini satu-kesatuan, sehingga program konversi nasional kendaraan listrik ini bisa berjalan dengan baik,” katanya.
Ia berharap para guru yang telah mengikuti pelatihan dapat membagikan ilmu dan keterampilannya kepada guru lain, sehingga tercipta efek berantai yang luas. “Kita akan kembangkan lagi, kita akan lihat ke depan, agar memberikan efek berantai,” tuturnya.
Kepala SMKN 1 Cisarua, Uung Syarif Kurnia, menyampaikan apresiasi atas terpilihnya sekolahnya sebagai tuan rumah peluncuran program. Ia menilai program ini sangat relevan dengan kebutuhan saat ini, di mana industri kendaraan listrik tengah berkembang pesat.
“Terima kasih kepada PLN Pusharlis, dengan kontribusi yang luar biasa. Semoga tidak berhenti sampai di sini, tapi bisa berkelanjutan,” ujarnya.