
REPUBLIKA.CO.ID, Laporan Jurnalis Republika Teguh Firmansyah dari Makkah, Arab Saudi
Pembatalan skema tanazul memunculkan pertanyaan terkait kecukupan kapasitas tenda jamaah haji Indonesia di Mina.
Menurut Menag, Saudi membatalkan semua program tanazul dari berbagai negara karena sudah dipertimbangkan secara matang. Tidak mungkin, kata Menag, Saudi memberikan suatu solusi yang justru merepotkan tamunya sendiri.
"Ya ini semata-mata diambil oleh Pemerintah Arab Saudi demi untuk mencegah sesuatu yang bakal bisa terjadi yang di luar perkiraan kita. Nah bagi kita mereka lebih tahu dari kita," ujarnya.
Menag mengungkapkan, secara instruksional, pemerintah menganjurkan untuk melakukan tanazul sesuai dengan anjuran pemerintah Saudi. Namun, lanjut Menag, jika ada kepentingan lain yakni melakukan nafar awal, maka bisa seperti tahun lalu.
"Tahun lalu kan juga ada tanazul tapi mandiri, makanannya di hotel itu beli sendiri, tapi ini kita tidak, seandainya tanaazul ini jadi, ini tetap nakanannya difasilitasi di hotel juga dan tidak usah mengeluarkan apapun Kita sudah siapkan semuanya," ujarnya.
Sebelumnya pemerintah menargetkan 37 ribu jamaah haji Indonesia mengikuti skema tanazul. Mereka yang ikut skema tanazul tidak perlu balik ke tenda mina setelah lempar jumrah aqabah.
Arab Saudi membatalkan skema tersebut. Saudi khawatir dengan jalanan yang penuh sesak jamaah mengikuti program tanazul. Tidak hanya Indonesia tapi juga negara lain. Saudi tak ingin ada kekacauan dalam pelaksanaan tanazul.