Selasa 03 Jun 2025 21:21 WIB

Skema Tanazul untuk Jamaah Haji Batal, Apakah Tenda Mina Cukup?

Arab Saudi batalkan semua program tanazul untuk jamaah haji dari berbagai negara.

Jamaah calon haji dari berbagai negara melakukan Tawaf di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Jumat (30/5/2025). Pemerintah Arab Saudi menetapkan Idul Adha jatuh pada hari Jumat (6/6), sedangkan Hari Arafah (Wukuf di Arafah) sebagai rangkaian puncak musim haji pada 5 Juni 2025 yang akan diikuti 1,83 juta muslim dari berbagai penjuru dunia termasuk dari Indonesia yang tahun ini memiliki kuota sebanyak 221.000 jamaah.
Foto: ANTARA FOTO/Andika Wahyu
Jamaah calon haji dari berbagai negara melakukan Tawaf di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Jumat (30/5/2025). Pemerintah Arab Saudi menetapkan Idul Adha jatuh pada hari Jumat (6/6), sedangkan Hari Arafah (Wukuf di Arafah) sebagai rangkaian puncak musim haji pada 5 Juni 2025 yang akan diikuti 1,83 juta muslim dari berbagai penjuru dunia termasuk dari Indonesia yang tahun ini memiliki kuota sebanyak 221.000 jamaah.

REPUBLIKA.CO.ID, Laporan Jurnalis Republika Teguh Firmansyah dari Makkah, Arab Saudi

Pembatalan skema tanazul memunculkan pertanyaan terkait kecukupan kapasitas tenda jamaah haji Indonesia di Mina. 

Baca Juga

Maklum, dengan batalnya skema itu ada tambahan 37 ribu jamaah yang sejatinya menginap di hotel masing-masing di sekitar jamarat, sekarang kembali ke tenda Mina.
 
Menteri Agama Nasaruddin Umar menyatakan bahwa kasur jamaah di tenda Mina mencukupi. Karena penyediaan kasur sudah disiapkan berdasarkan jumlah jamaah sesuai syarikah. 
 
"Jadi kalau seandainya ada yang tanazul kemarin itu kuota makanannya saja yang dipindahkan ke hotelnya, Tapi kasurnya tetap ada di situ, tendanya tetap ada di situ. Jadi bukan berarti yang 30 ribu Sekian itu melakukan tanazul otomatis gak ada kuota kasurnya, Tetap ada kasurnya," kata Menag di Makkah, Senin (3/6/2025).

Menurut Menag, Saudi membatalkan semua program tanazul dari berbagai negara karena sudah dipertimbangkan secara matang. Tidak mungkin, kata Menag, Saudi memberikan suatu solusi yang justru merepotkan tamunya sendiri.

"Ya ini semata-mata diambil oleh Pemerintah Arab Saudi demi untuk mencegah sesuatu yang bakal bisa terjadi yang di luar perkiraan kita. Nah bagi kita mereka lebih tahu dari kita," ujarnya.

Menag mengungkapkan, secara instruksional, pemerintah menganjurkan untuk melakukan tanazul sesuai dengan anjuran pemerintah Saudi. Namun, lanjut Menag, jika ada kepentingan lain yakni melakukan nafar awal, maka bisa seperti tahun lalu.

"Tahun lalu kan juga ada tanazul tapi mandiri, makanannya di hotel itu beli sendiri, tapi ini kita tidak, seandainya tanaazul ini jadi, ini tetap nakanannya difasilitasi di hotel juga dan tidak usah mengeluarkan apapun Kita sudah siapkan semuanya," ujarnya.

Sebelumnya pemerintah menargetkan 37 ribu jamaah haji Indonesia mengikuti skema tanazul. Mereka yang ikut skema tanazul tidak perlu balik ke tenda mina setelah lempar jumrah aqabah.

Arab Saudi membatalkan skema tersebut. Saudi khawatir dengan jalanan yang penuh sesak jamaah mengikuti program tanazul. Tidak hanya Indonesia tapi juga negara lain. Saudi tak ingin ada kekacauan dalam pelaksanaan tanazul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement