REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dia adalah seorang tokoh dari kalangan Anshar yang ikut baiat pada Perjanjian Aqabah kedua, hingga termasuk Ash-Shabiqul Awwalun—golongan yang pertama masuk Islam. Dan orang yang lebih dulu masuk Islam dengan keimanan serta keyakinannya seperti demikian, mustahil tidak akan turut bersama Rasulullah dalam setiap perjuangan.
Mu'adz bin Jabal bin Amr bin Aus Al-Anshari Al-Khazraji---demikian nama lengkapnya. Ia adalah seorang anak muda yang rupawan dan memiliki tutur bahasa yang indah dan menarik. Meskipun masih muda, Mu'adz telah diakui sebagai tokoh dari kalangan Madinah.
Setelah memeluk Islam, hukum Islam dengan cepat dapat diterima dan diyakini Mu’adz sepenuh hatinya. Setelah ia dekat dengan Nabi SAW, tampaklah kelebihan yang dimilikinya. Dirinya pun menjadi ahli dalam hukum syariat dan fikih yang diajarkan Rasul SAW.
Pada suatu ketika, Rasulullah SAW mengirimkan para hakim ke berbagai kota dan wilayah kekuasaan Islam. Beliau mengirim Mu’adz bin Jabal untuk mengajarkan Islam kepada penduduk Yaman.
View this post on Instagram
Pada waktu hendak melepas Mu’adz, beliau sempat bertanya kepadanya, “Bagaimana kamu harus memutuskan perkara?"
Mu'adz menjawab, "Aku akan memutuskan berdasarkan keterangan dalam Kitabullah."
Beliau bertanya lagi, “Apabila tiada keterangan dalam Kitabullah?"
Ia menjawab, “Maka berdasarkan sunnah Nabi.”