Kamis 08 May 2025 04:33 WIB

Al Qassam tak Gentar Melawan Genosida, Jebak Tentara Penjajah dengan Ranjau Peledak

Al Qassam menembaki daerah tersebut dengan mortir.

Rep: Fuji EP/ Red: A.Syalaby Ichsan
Seorang gadis Palestina mengenakan ikat kepala bertuliskan Brigade al-Qassam dalam protes pembunuhan pemimpin tertinggi Hamas Ismail Haniyeh, di Ramallah, Tepi Barat, Rabu, 31 Juli 2024 .
Foto: AP Photo/Nasser Nasser
Seorang gadis Palestina mengenakan ikat kepala bertuliskan Brigade al-Qassam dalam protes pembunuhan pemimpin tertinggi Hamas Ismail Haniyeh, di Ramallah, Tepi Barat, Rabu, 31 Juli 2024 .

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA — Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata gerakan perlawanan Palestina, Hamas, mengumumkan bahwa mereka telah membunuh dan melukai tentara Israel dalam sebuah ledakan ranjau di sebelah timur Khan Younis, selatan Gaza yang diduduki.

Dalam keterangannya, Al Qassam menambahkan bahwa mereka juga telah menembaki daerah tersebut dengan mortir. Brigade Al-Qassam melaporkan telah memantau penarikan sebuah kendaraan Israel yang hancur dan pendaratan helikopter evakuasi di lokasi serangan di sebelah timur Khan Yunis.

Baca Juga

Dikutip dari laman Palestine Chronicle, Rabu (7/5), menurut data militer Israel, 854 perwira dan tentara telah terbunuh sejak perang dan genosida di Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023.

Angka-angka ini dilaporkan mencakup korban di Gaza, Tepi Barat, Lebanon, dan di dalam Israel sendiri, tetapi tidak termasuk polisi atau dinas intelijen.

Perbedaan dalam jumlah angka tentara yang tewas, meningkatnya jumlah korban tewas, dan perselisihan internal militer telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir.

Mengutip Kementerian Pertahanan Israel, surat kabar Israel Haaretz melaporkan bulan lalu bahwa 316 tentara dan anggota keamanan dan militer lainnya telah terbunuh sejak April 2024. Sebanyak 79 warga sipil Israel juga terbunuh dalam periode yang sama.

Namun, perbedaan yang signifikan muncul dalam laporan yang sama: Kementerian Pertahanan sekarang menghitung hampir 6.000 keluarga yang kehilangan anggota keluarganya sejak dimulainya perang di Gaza pada Oktober 2023.

Istilah 'keluarga yang berduka' biasanya mengacu pada kerabat dekat dari individu yang terbunuh dalam dinas militer atau dalam serangan yang diklasifikasikan sebagai tindakan permusuhan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement