REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Polda Jawa Tengah (Jateng) akan membantu proses penyelidikan robohnya tembok penampungan air di Pondok Modern Darussalam Gontor, Kampus 5 Darul Qiyam, Dusun Mangunsari, Desa Gadingsari, Kecamatan Sawangan, Magelang. Terdapat 29 korban dalam kejadian tersebut, empat di antaranya meninggal dunia.
Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Artanto, saat ini penyelidikan insiden robohnya tembok kolam di Pondok Modern Gontor Kampus 5 Darul Qiyam ditangani Polresta Magelang. "Saat ini sedang dilakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi yang ada di sana," ucapnya ketika diwawancara di Mapolda Jateng, Senin (28/4/2025).
"Semua yang berkaitan dengan peristiwa tersebut akan dimintai informasi atau keterangannya," tambah Artanto ketika ditanya apakah pemilik pondok akan turut diperiksa.
Menurut Artanto, sejumlah saksi telah dimintai keterangan oleh Polresta Magelang. "Penyelidikan akan dilakukan Polresta Magelang. Pihak Polda (Jateng), Bapak Dirkrimum (Direktur Kriminal Umum) akan melakukan asistensi terhadap kegiatan dari penyidik-penyidik yang di sana," ucapnya.
Dia menambahkan empat jenazah korban ambrolnya tembok penampungan air di Pondok Modern Gontor Kampus 5 Darul Qiyam telah menjalani pemeriksaan di rumah sakit. Jenazah mereka selanjutnya dikembalikan kepada keluarganya masing-masing.
Insiden robohnya tembok penampungan air di Pondok Modern Gontor Kampus 5 Darul Qiyam terjadi pada Jumat (25/4/2025) pekan lalu, sekitar pukul 10:30 WIB. Ketika itu, para santri sedang mengantre untuk mandi. Posisi kamar mandi tepat berada di depan kolam penampungan air.
Tembok yang tiba-tiba ambrol kemudian menimpa para santri. Total 25 santri mengalami luka-luka dan empat lainnya meninggal dunia.