Jumat 18 Apr 2025 17:05 WIB

PSI: Silaturahmi Idul Fitri ke Presiden Sebelumnya Adalah Tradisi Demokrasi

PSI Nilai menghormati mantan presiden adalah bagian dari budaya politik yang sehat.

Ilustrasi Silaturahmi
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Silaturahmi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Partai Solidaritas Indonesia (PSI) berpandangan tak ada yang salah jika para menteri menemui Jokowi. Apalagi dalam suasana Idul Fitri kemarin.

“Jika ada menteri atau pejabat lain menemui Pak Jokowi itu adalah bentuk penghormatan. Dalam tradisi demokrasi, menghormati mantan presiden adalah bagian dari budaya politik yang sehat. Pak Jokowi adalah sosok yang telah memimpin sebagai presiden dua periode dan tetap menjadi tokoh nasional yang dihormati, baik secara personal maupun politik,” kata Wakil Ketua Umum DPP PSI Andy Budiman, Kamis (17/4/2025).

Baca Juga

Beberapa hari terakhir, sejumlah pihak menyebut soal matahari kembar di perpolitikan Indonesia, terkait kunjungan sejumlah menteri ke Jokowi. Salah satunya Ketua DPP PDI-P Ganjar Pranowo. Ganjar menyatakan tidak boleh ada matahari kembar dalam pemerintahan karena dapat menimbulkan kebingungan di antara para penyelenggara negara

Andy menegaskan, kunjungan-kunjungan tersebut dilakukan dalam kapasitas informal, bukan dalam kapasitas sebagai pejabat negara. Tidak ada pelanggaran hukum, protokol, atau etika dalam konteks pertemuan-pertemuan tersebut.

“Jangan menjalankan politik pecah belah. Persatuan dan nasionalisme jangan sekadar menjadi jargon ideologi, harus dipraktikkan secara nyata dan konsisten,” lanjut Andy.

PSI menyesalkan jika ada ada kekuatan politik yang mengaku berideologi persatuan tapi kader dan elitnya gemar menjalankan politik _devide et impera_.

“Negeri ini lebih memerlukan kerja sama, bukan politik pecah belah. Mohon diingat bahwa Pak Jokowi mendukung penuh pemerintahan saat ini — bukan bagian dari oposisi atau kelompok di luar pemerintahan,” pungkas Andy.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement