Rabu 09 Apr 2025 10:13 WIB

Begini Cara Mahasiswa AS Permalukan Mantan PM Israel yang Bangga Bunuhi Bangsa Arab

Naftali Bennet telah lama vokal tentang pencegahan pembentukan Palestina.

Eks Perdana Menteri Israel Naftali Bennett
Foto: AP/Maya Alleruzzo
Eks Perdana Menteri Israel Naftali Bennett

REPUBLIKA.CO.ID, NEW JERSEY — Para mahasiswa memprotes pidato mantan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett pada Senin (7/4/2025) di Universitas Princeton, New Jersey. Mereka menyela pidatonya dan melakukan aksi mogok. Acara tersebut akhirnya berakhir setelah alarm darurat berbunyi panjang.  

Bennet adalah tokoh oposisi utama bagi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan calon perdana menteri untuk membentuk pemerintahan berikutnya. Dia juga telah lama vokal tentang pencegahan pembentukan negara Palestina. Bennet pun bangga bahwa dia telah "membunuh banyak orang Arab, dan tidak ada masalah dengan itu" selama masa tugasnya di pasukan Israel, dilaporkan Middle East Eye.

Baca Juga

Surat kabar kampus, Princeton Alumni Weekly melaporkan pada Selasa bahwa sebuah email yang dikirim oleh Center for Jewish Life - kelompok yang menjadi tuan rumah Bennett - mengatakan bahwa meskipun mereka tidak dapat mengatakan dengan pasti, pejabat universitas yakin bahwa alarm sengaja dibunyikan untuk mengganggu atau mengakhiri acara.

Pihak kampus pun sedang mencari cara untuk mendisiplinkan para pengganggu, kata surat kabar alumni tersebut. Rekaman video yang diberikan kepada Middle East Eye menunjukkan bahwa Bennett tetap berada di panggung dan terus berbicara dengan hadirin saat alarm kebakaran berbunyi. Video lain yang diunggah daring oleh para mahasiswa mengonfirmasi bahwa ia tidak dikawal keluar sebagai tindakan pengamanan meskipun alarm berbunyi.

Meskipun acara tersebut tidak berlanjut sesuai rencana, para pendukung bergabung dengan Bennett di atas panggung untuk mengibarkan bendera Israel dan menyanyikan lagu kebangsaan Israel.

Anda tak bisa bersembunyi

Sebuah pernyataan yang diberikan kepada MEE oleh Students for Justice in Palestine (SJP) Princeton mengatakan bahwa "puluhan penonton melakukan aksi mogok damai, meneriakkan 'Naftali Bennett, Anda tidak bisa bersembunyi, kami menuduh Anda melakukan genosida' bersama dengan pernyataan yang menyebutnya sebagai penjahat perang".

Beberapa video yang diunggah ke media sosial dan beberapa lainnya yang dibagikan dengan MEE sebagian besar mencerminkan kisah tersebut. "Kemudian, seorang penonton lain menantang Bennett, mengingatkannya tentang lebih dari 60.000 warga Palestina yang terbunuh di Gaza, termasuk 15.000 anak-anak... Bennett berulang kali membantah pernyataan ini sebagai 'kebohongan terang-terangan'," kata pernyataan itu.

Lebih dari 50.700 warga Palestina telah tewas dalam serangan Israel di Gaza sejak perang dimulai pada Oktober 2023.

Dalam surat kepada pimpinan universitas yang diunggah ke X, presiden mahasiswa kelompok kampus B'Artzeinu Princeton dan Tigers for Israel menyebut tindakan SJP Princeton sebagai "protes pro-Hamas dan anti-Amerika", yang "dipenuhi dengan nyanyian dan tindakan antisemit".

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement