Senin 07 Apr 2025 14:55 WIB

MUI: Konflik di Timur Tengah Belum akan Berakhir Jika...

Kelompok zionis selalu ingin mewujudkan Israel Raya di Timur Tengah.

Seorang pria melewati rumah warga yang syahid dalam serangan tentara Israel di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Ahad, 6 April 2025.
Foto: AP Photo/Abdel Kareem Hana
Seorang pria melewati rumah warga yang syahid dalam serangan tentara Israel di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Ahad, 6 April 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hingga kini, tidak ada tanda-tanda militer Israel (IDF) akan menghentikan serangan atas Jalur Gaza. Malahan, entitas zionis itu semakin biadab dalam melancarkan genosida yang mengorbankan rakyat Palestina di sana.

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Buya Anwar Abbas mengatakan, target IDF tidak sekadar menghancurkan perjuangan Hamas, tetapi juga menduduki Jalur Gaza secara keseluruhan. Zionis juga tak segan-segan memaksa perpindahan massal penduduk setempat dari sana ke negara-negara Arab tetangga.

Baca Juga

Keinginan ini, lanjut Buya Anwar, tentunya mendapat dukungan penuh dari sekutu Israel yang paling setia: Amerika Serikat (AS). Tidak akan cukup dengan menguasai Jalur Gaza, zionis pastinya akan kembali menyerang dan mencaplok wilayah Palestina yang lain.

"Sebab, tujuan mereka---seperti yang diinginkan kelompok zionis---ialah terwujudnya Israel Raya yang wilayahnya meliputi bukan hanya seluruh Palestina, tetapi juga mencakup Yordania, Suriah, Lebanon, sebagian Arab Saudi, dan Mesir," ujar Buya Anwar kepada Republika, Senin (7/4/2025).

"Ketika Israel telah mulai menyerang dan menduduki negara-negara yang akan mereka jadikan sebagai bagian dari Israel Raya, maka negara-negara Arab tentu akan menghadapi masalah," sambung dia.

Jangan pernah mengira AS akan lebih mengutamakan negara-negara Arab ketimbang Israel. Sebab, zionis-lah yang merupakan teman sejati Negeri Paman Sam di kawasan Timur Tengah.

Maka dari itu, Buya Anwar menyimpulkan, Timur Tengah tampaknya dalam beberapa dekade ke depan belum akan tenang dan damai. Penyebabnya jelas: Israel tidak mau berhenti melakukan aksinya, yakni mewujudkan impian Israel Raya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Menghadapi kemelut ini, akankah dunia internasional terus menerus diam? Menurut Buya Anwar, ketergantungan banyak negara dunia terhadap AS, baik secara ekonomi dan politik, membuat mereka cenderung tak berdaya menghadapi ulah Israel di Timur Tengah (Timteng).

"Selama ekonomi dan politik AS masih sangat kuat, maka selama itu pula negara-negara lain tidak akan bisa berbuat banyak bagi menghentikan peperangan dan tindakan kezaliman yang dilakukan Israel dan AS di kawasan tersebut (Timteng)," ujar ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement