Ahad 30 Mar 2025 14:59 WIB

Idul Fitri Besok, Ketum Muhammadiyah Minta Umat Tumbuhkan Jiwa Khalifatul fil Ardh

Umat Islam Indonesia akan merayakan Idul Fitri 1446 H/2025 M pada Senin.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir membuka Pengkajian Ramadhan 1446 H di kompleks kampus UMJ, Tangsel, Banten, Kamis (6/3/2025).
Foto: ist
Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir membuka Pengkajian Ramadhan 1446 H di kompleks kampus UMJ, Tangsel, Banten, Kamis (6/3/2025).

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Umat Islam Indonesia akan merayakan Idul Fitri 1446 H/2025 M pada Senin (31/3/2025) besok. Di moment  ini, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir meminta kepada umat Islam untuk menumbuhkan jiwa khalifatul fil Ardh, pemimpin di muka bumi. 

Haedar menjelaskan, jika umat Islam mengamalkan dan merenungi perintah puasa dan perintah Allah lainnya, maka akan memancarkan kehanifannya dalam beragama. Sehingga, dengan beragama menjadi manusia yang saleh. 

Baca Juga

Dari kesalehan itulah kemudian tercipta hidup yang damai, bersatu, harmonis, toleran terhadap perbedaan. Berkat kesalehan itu pula hidup menjadi bijaksana, bahkan lebih dari itu, ialah keberadaban. 

Menurut dia, manusia baru yang berjiwa hanif dan beragama secara hanif tersebut akan memunculkan dan menumbuhkan jiwa khalifatul fil ardh yang selalu memakmurkan bumi, mensejahterakan sesama, bahkan menciptakan kehidupan yang baik. Hal ini berlaku baik dengan sesama manusia dan makhluk Tuhan yang lain maupun dengan lingkungan semesta. 

“Maka siapapun manusia muslim sebagai warga, sebagai umat, dan lebih-lebih sebagai elit tokoh bangsa berkiprah dalam kehidupan kenegaraan, berperan sebagai pemimpin negeri dan tokoh umat, maka selain berjiwa akhlak mulia pantulan dari kesalehan tapi juga memiliki jiwa kekhalifahan di muka bumi,” kata Haedar dalam Refleksi Idulfitri 1446 H di Yogyakarta, Ahad (30/3/2025). 

Dengan kesalehannya, menurut dia, setiap para pemimpin bangsa dan umat selalu berbuat benar, berbuat baik, berbuat pantas atau patut dan segala hal yang baik dalam kehidupan. Sebaliknya, menjauhi hal yang salah, buruk dan tidak pantas. 

“Maka, dengan kesalehan, lebih-lebih menjadi pemimpin bangsa, pemimpin umat akan senantiasa menebar segala hal yang positif di dalam kehidupan. Mampu mensejahterakan rakyat, memajukan rakyat, mencerdaskan rakyat dengan penuh pertanggungjawaban,” ucap dia. 

Menurut Haedar, di situlah letak manusia sebagai khalifah di muka bumi, yakni memiliki tanggung jawab mewakili Tuhan untuk memakmurkan kehidupan. Maka dengan kesalehan dan jiwa kekhalifahan, setiap muslim dimanapun dan diberi tanggung jawab apapun senantiasa membawa kemaslahatan dan tidak menimbulkan kemudaratan. 

“Korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, perusakan sumber daya alam, konflik dan segala hal yang buruk dalam kehidupan bermula dari hawa nafsu yang tidak dikendalikan oleh agama yang hanif dan kesadaran manusia sebagai abdullah dan khalifatullah," kata Haedar. 

Maka, lanjut dia, ketika warga dan para pemimpin bangsa memiliki jiwa sebagai hamba Allah dan khalifatul fil ardh, maka tatanan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara akan senantiasa baik. 

"Akan senantiasa menciptakan kemajuan kesejahteraan, kemakmuran, keadilan, dan segala hal yang positif di dalam kehidupan berbangsa dan negara,” jelas dia.

Selain itu, menurut Haedar, dasar negara dan konstitusi juga ditegakkan dengan baik sebab punya jiwa abdullah dan khalifatul fil ardh di dalamnya. Sebaliknya, kalau jiwa kekhalifahan luruh, luntur, dan erosi dari kehidupan, jiwa, dan alam pikiran kita, maka umat dan pemimpinnya akan bermasalah.

“Maka, saatnya Idul Fitri kita jadikan tonggak dan jalan baru untuk memulai menampilkan dan memerankan diri secara hakiki sebagai insan-insan bertakwa yang jiwanya senantiasa dekat dengan Allah SWT sebagai hamba Allah atau abdullah,” ujar Haedar.

Dia menambahkan, umat Islam tidak boleh mengabaikan perannya sebagai khalifatul fil ardh, yang senantiasa menebar kebaikan, kebenaran, keadilan, kemakmuran, kesejahteraan, kedamaian, dan hal-hal yang membawa kemaslahatan sehingga kehidupan akan menjadi lebih baik.

“Semoga Idul Fitri kita diterima Allah dan diberkahi,” ucap Haedar.

Dia pun berharap pada bulan Syawal dan bulan-bulan berikutnya, jiwa takwa, jiwa abdullah dan jiwa khalifatul fil ardh senantiasa membersamai hidup bangsa Indonesia baik dalam jiwa, alam pikiran, sikap dan tindakan. Sehingga, baik sebagai warga, umat, maupun tokoh umat dan bangsa, akan senantiasa menebar ketakwaan itu menjadi rahmat bagi semesta alam. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement