Kamis 27 Mar 2025 20:25 WIB

Tips ASDP Agar Bebas Antrean di Pelabuhan, Jangan Lupa Pesan Tiket Lebih Awal!

ASDP juga telah berkoordinasi dengan stakeholders untuk kesiapan buffer zone

Kendaraan pemudik mengantre saat akan masuk ke dalam kapal di Pelabuhan Merak, Banten, Kamis (27/3/2025). Pada H-4 lebaran 2025, suasana di Pelabuhan Merak mulai dipadati oleh pemudik yang hendak menyeberang ke Pulau Sumatera. Meskinl demikian, kondisi tersebut tidak menyebabkan antrean dan penumpukan di area dermaga. Hal tersebut lantaran kebijakan penerapan sistem satu jenis tiket, yakni tiket reguler yang membuat kendaraan pemudik dapat memasuki kapal melalui semua dermaga yang tersedia. Pemerintah memprediksi puncak arus mudik di Pelabuhan Merak akan terjadi pada Jumat (28/3) mendatang.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Kendaraan pemudik mengantre saat akan masuk ke dalam kapal di Pelabuhan Merak, Banten, Kamis (27/3/2025). Pada H-4 lebaran 2025, suasana di Pelabuhan Merak mulai dipadati oleh pemudik yang hendak menyeberang ke Pulau Sumatera. Meskinl demikian, kondisi tersebut tidak menyebabkan antrean dan penumpukan di area dermaga. Hal tersebut lantaran kebijakan penerapan sistem satu jenis tiket, yakni tiket reguler yang membuat kendaraan pemudik dapat memasuki kapal melalui semua dermaga yang tersedia. Pemerintah memprediksi puncak arus mudik di Pelabuhan Merak akan terjadi pada Jumat (28/3) mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mengimbau para pengguna jasa penyeberangan untuk mempersiapkan perjalanan dengan baik guna menghindari antrean panjang di pelabuhan, terutama saat musim puncak seperti Lebaran. Salah satu kunci utama kelancaran perjalanan adalah memastikan tiket sudah dibeli dan sesuai dengan jadwal keberangkatan.

Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry, Shelvy Arifin, menjelaskan bahwa antrean kendaraan masih terjadi di waktu-waktu tertentu, terutama saat peak season atau musim mudik lebaran.

“Yang diharapkan adalah antriannya tertib. Nah, bagaimana agar tertib? Diharapkan pengguna jasa sudah memiliki tiket dan mengetahui jadwal keberangkatan mereka," tutur dia.

ASDP juga telah berkoordinasi dengan kepolisian dan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) untuk memanfaatkan buffer zone di beberapa rest area, seperti di KM 43 dan KM 68. Area ini disediakan sebagai tempat beristirahat sebelum memasuki pelabuhan serta sebagai lokasi screening tiket.

“Jika belum memiliki tiket, pengguna jasa masih bisa mencari kuota tiket di buffer zone, namun saat sudah berada dalam radius 4 km dari pelabuhan, tidak bisa lagi membeli tiket karena ada kebijakan geofencing,” tambah Shelvy.

Saat ini, terdapat lima buffer zone yang berfungsi sebagai tempat penampungan kendaraan sebelum diarahkan ke pelabuhan. “Sistemnya adalah kendaraan akan ditampung dahulu di buffer zone dan akan diberi kode oleh petugas di pelabuhan ketika kondisi di dalam mulai lowong. Dengan cara ini, pemudik tidak perlu menunggu lama di jalan atau di tol,” jelasnya.

Selain manajemen antrean, ASDP juga memastikan faktor keselamatan perjalanan tetap menjadi prioritas utama. Untuk menghadapi kondisi cuaca yang tidak menentu, ASDP berkoordinasi intensif dengan BMKG melalui Port Operation Control Center.

“Jika BMKG menginformasikan adanya cuaca ekstrem, maka KSOP bisa memutuskan apakah kapal tetap berlayar atau tidak. Semua keputusan strategis diambil bersama stakeholders seperti ASDP, BMKG, dan kepolisian,” ungkap Shelvy.

ASDP juga telah melakukan ramp check atau pemeriksaan kelayakan kapal untuk memastikan semua armada laik laut. “Seluruh alat keselamatan sudah dicek secara berkala dan kami pastikan cukup untuk jumlah penumpang yang kami angkut. Kami mengimbau agar pengguna jasa mengikuti arahan petugas baik di pelabuhan maupun di atas kapal demi keselamatan bersama,” pungkasnya.

Dengan persiapan yang matang dan kepatuhan terhadap aturan, diharapkan perjalanan penyeberangan berjalan lebih lancar dan nyaman bagi seluruh pengguna jasa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement