Kamis 20 Mar 2025 17:51 WIB

Kalori Berlebih Pemicu Naiknya Berat Badan saat Puasa

Saat menjalani puasa juga diimbangi dengan aktivitas fisik rutin.

Obesitas (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Obesitas (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis gizi klinik lulusan fakultas kedokteran Universitas Indonesia dr. Mulianah Daya, M.Gizi, Sp.GK menyampaikan saat menjalani puasa bisa terjadi kenaikan berat badan salah satunya dipicu pola makan yang over atau berlebihan kalori.

Menurut dia, kenaikan berat badan biasanya terjadi karena kalori input atau yang masuk lebih besar dibandingkan kalori yang keluar. Kalori input besar ini karena makanan yang tinggi kalori dalam kesehariannya, menyebabkan akumulasi dan penumpukan massa lemak.

Baca Juga

Padahal saat bulan puasa menurunnya berat badan bisa terjadi karena pemangkasan kalori bahkan sampai 30 persen dari total kalori harian rata-rata.

"Saat bulan puasa tendency-nya harusnya kita lebih ke turun berat badan ya, bahkan bisa sampai 2-3 kilogram per bulan. Jadi kalau naik berat badan saat puasa, coba di review lagi, jangan-jangan memang pola makannya masih salah karena masih over kalori," kata dr. Mulianah M.Gizi, SpGK, AIFO-K, ketika dihubungi ANTARA di Jakarta, pada Kamis.

Dalam mencegah terjadinya kenaikan berat badan saat puasa, dia menyarankan untuk memperhatikan dari segi jenis makanan yang dikonsumsi, salah satunya menghindari yang tinggi gula.

Hal ini lantaran makanan yang tinggi gula dapat meningkatkan atau terjadi lonjakan gula darah sehingga menyebabkan penumpukan massa lemak.

"Seperti pada makanan minuman manis, cemilan-cemilan manis, makanan atau minuman yang ditambahkan gula tambahan atau makanan bertepung," ujarnya.

Kemudian, makanan dengan lemak jenuh yang tinggi seperti salah satunya gorengan juga sebaiknya dihindari untuk dikonsumsi sehari-hari karena tinggi kalori.

"Makanan dengan lemak jenuh yang tinggi, contohnya seperti gorengan, makanan yang di deep fried, makanan bersantan atau juga dari lemak hewani. Apabila dikonsumsi berlebih sehari-hari, makanan lemak jenuh ini juga dapat meningkatkan risiko ke penyakit kardiovaskular," ucapnya.

Dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Mayapada Tangerang ini juga menyarankan sebaiknya mengonsumsi makanan secara teratur yang disesuaikan dengan jam dan aktivitas sehari-hari, serta tidak melewati jam makan.

"Ketika kita skip makan di jam tertentu, akan terjadi gap hunger atau lapar yang cukup tinggi, sehingga dapat berisiko terjadinya over calorie di jam berikutnya," katanya.

Lebih lanjut, dokter Mulianah menambahkan saat menjalani puasa juga diimbangi dengan aktivitas fisik rutin bisa menambah stamina dan menjaga berat badan agar lebih stabil.

"Jangan lupa untuk memantau berat badan secara rutin, misalnya 2-3 kali per minggu, supaya menjaga terjadinya kenaikan berat badan yang drastis," saran dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement