REPUBLIKA.CO.ID,GAZA CITY - Eskalasi konflik di jalur Gaza, yang menimbulkan korban jiwa warga Palestina, juga membahayakan nyawa sandera Israel, kata anggota kantor politik Hamas Basem Naim kepada RIA Novosti pada Rabu (19/3/2025).
"Itu adalah eskalasi yang berbahaya, yang telah mengakibatkan kerugian material dan hilangnya nyawa warga Palestina, tetapi tidak mengecualikan sandera Israel di Jalur Gaza juga dan akan membahayakan nyawa mereka," kata Naim.
Pada Selasa, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan mereka melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap sasaran Hamas di Jalur Gaza.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa mereka melanjutkan serangan ke Jalur Gaza untuk merespons penolakan Hamas untuk menerima rencana Amerika Serikat untuk memperpanjang periode gencatan senjata dan melanjutkan pembebasan sandera.
Menurut data terbaru dari Kementerian Kesehatan di Gaza, lebih dari 400 orang telah tewas dan lebih dari 500 orang luka-luka dalam serangan terbaru tersebut. Pada 1 Maret, gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang telah diterapkan sejak 19 Januari berakhir.
Operasi tempur tidak dilanjutkan pada hari itu berkat upaya para mediator. Namun, pada 2 Maret, Israel mengumumkan larangan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza dan mengancam tekanan lebih lanjut terhadap Hamas karena menolak menerima rencana baru AS untuk memperpanjang gencatan senjata di daerah kantong itu dan membebaskan sandera Israel yang tersisa.