REPUBLIKA.CO.ID, Berhubungan intim suami istri merupakan salah satu faktor yang membatalkan puasa. Allah SWT pun melarang untuk melakukannya ketika berpuasa selepas sahur hingga waktu berbuka.
Meski demikian, Allah SWT menghalalkannya di luar waktu berpuasa. Batas waktu puasa sejak mulai masuknya waktu Subuh, bukan imsak, hingga masuknya waktu Maghrib. Sedangkan di luar kedua waktu itu, tidak wajib puasa.
Ustaz Ahmad Sarwat dalam bukunya Fiqih Ramadhan menjelaskan, boleh saja bila melakukan hal-hal yang diharamkan saat berpuasa di luar waktu tersebut. Dalilnya adalah firman Allah SWT:
أُحِلّلَكُمْ لَيْلَةَالصّيَامِ الرّفَثُ إِلَى نِسآ ئِكُمْ هُنّ لِبَاسٌ لّكُمْ وَأَنتُمْ لِبَاسٌ لّهُنّ
Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan Puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka itu adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka. (QS Al-Baqarah: 187).
Meski demikian, bagaimana jika yang terjadi adalah pasangan suami istri tersebut lupa mandi wajib atau janabah sehingga waktu Subuh tiba? Menurut Ustaz Sarwat, Mandi janabah sebenarnya tidak menjadi masalah.
Dia menegaskan, syarat puasa itu berbeda dengan syarat sholat. Kalau sholat membutuhkan syarat berupa kesucian dari hadats kecil dan hadats besar, maka ibadah puasa justru tidak mensyaratkan keduanya. Sehingga boleh-boleh saja seorang yang sedang dalam keadaan berhadats besar (janabah) untuk berpuasa, dengan melewati waktu Subuh dalam keadaannya seperti itu.