Senin 17 Mar 2025 04:51 WIB

Kisah Inspiratif Lelaki dari Ujung Kota di Surat Yasin

Surat Yasin sering dibaca banyak orang pada waktu tertentu.

Rep: Muhyiddin/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi baca Alquran.
Foto: Edi Yusuf
Ilustrasi baca Alquran.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Dalam semangat kebersamaan dan kepedulian sosial di bulan suci Ramadan, Ikatan Alumni Universitas Widyagama (IKAWIGA) menggelar acara buka puasa bersama sekaligus santunan kepada 1500 anak yatim, piatu, kaum dhuafa, dan pekerja sosial di Malang, Sabtu (15/3/2025). Acara ini juga diisi tausiyah yang disampaikan Pengasuh Pondok Pesantren Darul Faqih Malang, KH Fariz Khoirul Anam.

Dalam acara ini, Kiai Fariz menyampaikan pesan-pesan kebaikan serta motivasi kepada para hadirin. Dia menyampaikan kisah inspiratif tentang lelaki dari ujung kota dalam surat Yasin ayat 20 yang berbunyi:

Baca Juga

وَجَاۤءَ مِنْ اَقْصَا الْمَدِيْنَةِ رَجُلٌ يَّسْعٰى قَالَ يٰقَوْمِ اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِيْنَۙ

Artinya: "Datanglah dengan bergegas dari ujung kota, seorang laki-laki. Dia berkata, “Wahai kaumku, ikutilah para rasul itu!"

(QS Yasin [36]:20).

Kiai Fariz menjelaskan, ayat tersebut menjelaskan tentang seorang pemuda bernama Habib al-Najjar. Dia secara sukarela “pasang badan” membantu perjuangan dakwah tiga utusan Allah yang ditolak mentah-mentah oleh penduduk kota.

Alquran menyebut al-Najjar yang “tidak tinggal diam” melihat kezaliman ini dengan ‘lelaki dari ujung kota’ atau ‘rajulun min aqshal madinah’.

Saat menafsirkan ayat-ayat ini, menurut Kiai Fariz, ulama Al Azhar Mesir Syekh Mutawalli asy-Sya'rawi membagi manusia menjadi empat kriteria berdasarkan semangat dan orientasinya. Pertama, seseorang yang hidupnya hanya untuk dirinya dan menginginkan orang lain membantunya.

Orang tersebut melihat segala sesuatu harus mendatangkan manfaat untuk dirinya, namun tidak melihat dirinya harus bermanfaat untuk orang lain.

"Ini adalah seseorang yang ‘negerinya’ hanya dirinya sendiri (rajulun wathanuhu nafsuhu wa dzatuh)," ujar Kiai Fariz.

Kedua, seseorang yang orientasi hidupnya adalah istri dan keluarganya (rajulun wathanuhu ahluhu wa ‘iyaluh). Ia melakukan aktifitas yang dinilainya bermanfaat hanya untuk istri dan keluarganya itu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement