REPUBLIKA.CO.ID, SAN'A — Pemimpin gerakan Ansar Allah Yaman, Sayyed Abdul-Malik al-Houthi, pada Rabu (12/3/2025), menyatakan, dimulainya kembali larangan pelayaran Israel di Laut Merah, Laut Arab, Selat Bab al-Mandeb, dan Teluk Aden—yang diberlakukan sejak Selasa—ditujukan untuk melawan kebijakan agresif pendudukan Israel di wilayah tersebut.
Al Houthi menekankan, setiap kapal Israel yang memasuki perairan tersebut akan menjadi sasaran akan bagian dari operasi yang telah diumumkan. Al Houthi Mengecam blokade bantuan kemanusiaan yang sedang dilakukan pendudukan Israel ke Gaza. Pemimpin Ansar Allah tersebut menyatakan bahwa mencegah bantuan mencapai daerah kantong yang terkepung dan menutup penyeberangan perbatasan adalah upaya yang disengaja untuk membuat rakyat Palestina kelaparan. Al Houthi menyebut tindakan tersebut sebagai "kejahatan berat terhadap kemanusiaan."
Ia menegaskan, keputusan Yaman untuk memberlakukan kembali larangan pelayaran Israel didorong oleh keyakinan kuat bahwa langkah-langkah praktis harus diambil untuk melawan kebrutalan Israel.
Lebih lanjut, dia memperingatkan bahwa pemblokiran aktivitas maritim Israel hanyalah langkah pertama. Dia menjanjikan tindakan yang lebih eskalatif jika pendudukan terus berlanjut dan membuat warga Palestina kelaparan serta mencegah bantuan kemanusiaan mencapai Gaza."Semua opsi tetap tersedia jika kelaparan rakyat Palestina terus berlanjut," tegasnya.
Al Houthi juga menanggapi sikap pasif dunia Arab terhadap kebijakan agresif Israel. Dia menyebut sikap tersebut sebagai pengkhianatan terhadap tanggung jawab terhadap perjuangan Palestina. Ia menegaskan bahwa tindakan Israel didukung oleh Amerika Serikat yang secara diam-diam disetujui oleh rezim Arab dan Islam. Hal tersebut telah menunjukkan kurangnya tekad dalam menghadapi eskalasi Israel.
"Posisi negara-negara Arab dan Islam tidak mencapai tingkat tanggung jawab kemanusiaan, agama, atau moral terkait perjuangan Palestina," katanya, seraya menambahkan bahwa pernyataan resmi dari pertemuan puncak Arab biasanya bernada lemah dan tidak diikuti oleh langkah-langkah diplomatik atau ekonomi yang konkret.
Al-Houthi juga merujuk pada pengungkapan oleh Bank Dunia bahwa beberapa rezim Arab telah menetapkan rute darat alternatif untuk menghindari blokade Yaman terhadap barang-barang yang menuju Israel, mempertanyakan apakah rezim-rezim ini akan menyangkal temuan Bank Dunia atau mengakui keterlibatan dalam membantu pendudukan Israel.