Kamis 06 Mar 2025 05:59 WIB

2.500 Anak Yatim Dhuafa Dapat Bingkisan Ramadhan dari Ibu-Ibu Istiqomah

Bantuan sebagai wujud memuliakan anak yatim

Rep: Fuji E Permana / Red: Nashih Nashrullah
Santunan ribuan anak yatim oleh Rombsis Indonesia.
Foto: Fuji E Permana/ Republika
Santunan ribuan anak yatim oleh Rombsis Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebanyak 2.500 anak yatim dan dhuafa berkumpul di Masjid Istiqlal untuk berbuka puasa bersama pada Rabu (5/3/2025). Anak yatim dan dhuafa dari Jabodetabek tersebut mendapatkan bingkisan Ramadhan dan uang tunai dari Rombongan Ibu-Ibu Selalu Istiqomah (Rombsis) Indonesia.

Ketua Umum Rombsis Indonesia, Hajah Andi Idhanursanty mengatakan, dalam menjalankan amanat Nabi Muhammad SAW untuk memperhatikan anak yatim, Rombsis menggelar buka puasa bersama 2.500 anak yatim dan dhuafa.

Baca Juga

"Bagi Rombsis (Rombongan Ibu-Ibu Selalu Istiqomah) sudah menjadi wajib melaksanakan buka puasa bersama anak yatim dan dhuafa setiap tahun di bulan Ramadhan," kata Idhanursanty kepada Republika.co.id, Rabu (5/3/2025).

Dia menyampaikan, setiap ada musibah nasional, Insya Allah, Rombsis Indonesia selalu turun kelapangan. Dalam satu atau dua hari ke depan, Rombsis akan menengok masyarakat korban banjir di Pesanggrahan Jakarta dan Bekasi.

Rombongan ibu-ibu selalu istiqomah ini berharap para aghnia yang memiliki kemampuan ekonomi, memiliki semangat untuk berbagi di bulan Ramadhan yang hanya setahun sekali. Diharapkan, mereka yang memiliki kemampuan dan kelebihan melakukan hal serupa sebagaimana yang dilakukan Rombsis.

"Sehingga tidak hanya 2.500 anak yatim dan dhuafa (yang dapat kasih sayang dan bantuan) tapi juga ribuan anak yatim bisa mendapatkan kasih sayang dan bantuan," ujar Idhanursanty.

Kepada 2.500 yatim dan dhuafa, Rombsis Indonesia selain memberikan menu buka puasa, juga memberikan bingkisan. Di antaranya baju batik, sarung, rok syari, jilbab, dan uang tunai untuk anak yatim dan dhuafa. Dengan bingkisan tersebut Rombsis Indonesia berharap anak yatim dan dhuafa memiliki pakaian yang rapi dan melaksanakan Idul Fitri dengan bahagia.

Di tempat yang sama, Menteri Agama (Menag) KH Nasaruddin Umar mengatakan, yatim berasal dari bahasa Arab. Disebut anak yatim karena ada seorang anak di bawah umur yang seharusnya masih mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya terutama dari ayahnya, tetapi ditinggal mati.

Menag menjelaskan, selain menyebut anak yatim, Alquran juga menyebut mustadhafin yakni kaum fakir dan miskin.

"Di dalam Alquran, jumlah penyebutan anak yatim dengan miskin sama jumlahnya, sebanyak 27 kali Allah menyebutkan al-yatim dan 27 kali juga Allah menyebutkan mustadhafin atau fakir miskin," ujar Menag Nasaruddin.

Menag mengungkapkan, manusia diuji untuk mengetahui seberapa dekat seseorang dengan Allah SWT, dan seberapa banyak seseorang dapat berbagi kepada mereka yang membutuhkan pertolongan.

BACA JUGA: Mengapa Malaysia, Singapura, dan Brunei Puasa Besok Meski Dekat dengan RI? Ini Kata Menag

Menag kemudian mengutip surat Al-Ma'un Ayat 1 sampai 3, "Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan untuk memberi makan orang miskin." (QS Al-Ma'un Ayat 1-3)

Menag Nasaruddin menegaskan, mereka yang mendustakan agama adalah orang yang tidak peduli terhadap anak yatim.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement