Selasa 04 Mar 2025 20:38 WIB

Memahami Uniknya Ramadhan Tahun 1446 H/ 2025 M

perbedaan dalam menentukan awal Ramadhan tetap ada di seluruh dunia Islam.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Warga mengunjungi Pasar Tradisional Dubai menjelang bulan suci Ramadhan, di Dubai, Uni Emirat Arab, Ahad (23/2/2025). Umat muslim di seluruh dunia bersiap menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Awal Ramadhan diperkirakan jatuh pada 1 Maret 2025.
Foto: EPA-EFE/ALI HAIDER
Warga mengunjungi Pasar Tradisional Dubai menjelang bulan suci Ramadhan, di Dubai, Uni Emirat Arab, Ahad (23/2/2025). Umat muslim di seluruh dunia bersiap menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Awal Ramadhan diperkirakan jatuh pada 1 Maret 2025.

REPUBLIKA.CO.ID,ABU DHABI -- Hari pertama Ramadhan yang jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025 di sebagian besar dunia Islam menandai sebuah kebetulan yang tidak biasa tahun ini. Bulan Hijriah dan Masehi dimulai pada hari yang sama.

Tanggal 1 Maret 2025 menandai 1 Ramadhan 1446 H yang penuh berkah. Namun, perbedaan dalam menentukan awal Ramadhan tetap ada di seluruh dunia Islam. Beberapa negara, termasuk Iran dan beberapa bagian dari Irak, Yaman, dan Lebanon menyatakan bahwa Ahad, 2 Maret 2025 adalah awal Ramadhan, dikutip dari halaman Gulf News, Selasa (4/4/2025)

Baca Juga

UEA Gunakan Drone Tentukan Awal Ramadhan 

Berbicara kepada Gulf News, astronom Ibrahim Al-Jarwan mengatakan, “Di Uni Emirat Arab (UEA), untuk pertama kalinya secara global, pesawat tanpa awak bertenaga kecerdasan buatan digunakan untuk membantu melihat penampakan bulan sabit (hilal) Ramadhan tahun ini. Inisiatif ini mencerminkan kepemimpinan UEA dalam mengadopsi teknologi yang inovatif untuk solusi. 

Sebuah armada drone dikerahkan untuk membentuk sebuah bingkai di sekitar posisi bulan yang sebenarnya di langit, membantu para pengamat untuk fokus pada area yang telah ditentukan di mana bulan sabit diperkirakan akan muncul. Bingkai ini bergerak selaras dengan posisi bulan selama proses pengamatan.

Sebagian besar negara Arab selaras dalam mengumumkan awal Ramadhan pada Sabtu, 1 Maret 2025 seperti yang telah diprediksi. Namun, perbedaan yang lebih besar diperkirakan akan terjadi dalam menentukan awal Syawal.

“Secara ilmiah dan astronomis, rukyatul hilal terjadi ketika cahaya bulan terlihat dari Bumi setelah berpisah dari Matahari. Jika momen ini terjadi setelah matahari terbenam dan kondisi cuaca mendukung, maka proses pengamatan hilal dimulai setelah matahari terbenam pada hari ke-29 bulan Hijriah,” jelas Al-Jarwan.

Ada dua metode yang diakui untuk menentukan awal bulan Hijriah.

Pertama, rukyatul hilal secara visual: Metode ini melibatkan pencarian bulan sabit setelah matahari terbenam pada tanggal 29 bulan Hijriah. Jika tidak terlihat dengan mata telanjang atau melalui instrumen optik seperti teleskop, maka bulan digenapkan menjadi 30 hari. 

Jendela pengamatan biasanya singkat, kadang-kadang kurang dari satu jam, sebelum bulan sabit menghilang. Dalam banyak kasus, bulan sulit dilihat karena jaraknya yang dekat dengan matahari, sinar matahari yang masih tersisa, dan bagian bulan yang diterangi sedikit. Metode ini banyak diikuti di sebagian besar negara Islam.

Kedua, perhitungan astronomis: Pendekatan ini bergantung pada perhitungan astronomi yang tepat daripada pengamatan langsung, mirip dengan bagaimana waktu sholat ditentukan. Kondisi khusus untuk visibilitas bulan sabit telah ditetapkan melalui diskusi ilmiah di konferensi yurisprudensi Islam. Beberapa ulama berpendapat bahwa rukyatul hilal tidak diperlukan jika perhitungan astronomis mengkonfirmasi awal bulan baru hingga menit dan detik yang tepat.

Berdasarkan model astronomi, awal bulan Hijriah dapat diprediksi beberapa dekade atau bahkan berabad-abad sebelumnya dengan akurasi yang tinggi.

Bertambahnya Jam Puasa

Pusat Meteorologi Nasional UEA mencatat bahwa bulan Maret adalah bulan terakhir musim dingin. Suhu mulai meningkat, terutama di paruh kedua, saat musim semi dimulai secara astronomis pada 21 Maret ketika Matahari sejajar dengan garis khatulistiwa sebelum bergeser ke utara menuju daerah tropis.

Pusat penelitian ini melaporkan bahwa durasi puasa-dari fajar (Subuh) hingga matahari terbenam yang dimulai sekitar 13 jam pada awal Ramadhan, secara bertahap meningkat.

Pada akhir bulan, puasa akan berlangsung sekitar 13 jam dan 41 menit di Abu Dhabi dan sekitarnya, dengan sedikit variasi tergantung lokasi.

Prakiraan cuaca bulanan menunjukkan bahwa suhu siang hari selama bulan Ramadhan umumnya akan sejuk, dan sedikit meningkat di paruh kedua bulan ini. Malam hari akan relatif sejuk, terutama di paruh pertama, dengan suhu dingin yang terasa sebelum fajar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement