REPUBLIKA.CO.ID, Ormas Islam tertua di Indonesia, Muhammadiyah, memandang jika Sholat Tarawih merupakan ibadah sunah dan sangat dianjurkan selama Ramadhan. Meski demikian, Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah berpendapat jika Sholat Tarawih dilakukan dengan sebelas rakaat. Berikut tata caranya.
1. Qiyamu Ramadhan (Shalat Tarawih) Qiyamu Ramadhan (Shalat Tarawih) ialah sholat sunnat malam pada bulan Ramadhan.
2. Waktu Qiyamu Ramadhan (Shalat Tarawih) Adapun waktunya ialah sesudah sholat ‘Isya hingga fajar (sebelum datang waktu Shubuh), sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi Muhammad saw:
عن عائشة زوج النبي صلى الله عليه وسلم قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي فِيمَا بَيْنَ أَنْ يَفْرُغَ مِنْ صَلَاةِ الْعِشَاءِ وَهِيَ الَّتِي يَدْعُو النَّاسُ الْعَتَمَةَ إِلَى الْفَجْرِ إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً (رواه مسلم)
Artinya: “Dari ‘Aisyah r.a. istri Nabi saw (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw selalu mengerjakan shalat (malam) pada waktu antara selesai sholat ‘Isya, yang disebut orang “‘atamah” hingga fajar, sebanyak sebelas rakaat.” [HR. Muslim].
3. Sholat Tarawih dikerjakan sendiri atau berjamaah. Dasarnya adalah hadis Rasulullah SAW”
عَنْ عَائِشَةَ أمِّ الْمُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللهُ عَنْها أَنَّ رَسُولَ اللهُ صلَي اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ صَلَّى ذَاتَ لَيْلَةٍ فِى المَسْجِدِ فَصَلَّى بِصَلاَتِهِ نَاسٌ، ثُمَّ صَلَّى مِنَ القَابِلَةِ فَكَثُرَ النّاسُ، ثُمَّ اجْتَمَعُوا مِنَ اللَّيْلَةِ الثَّالِثَةِ أَوِالرَّابِعَةِ، فَلَمْ يَحْرُجْ إِلَيْهِمْ رَسُلولَ اللهُ صلَي اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ، فَلَمَّا أَصْبَحَ قَالَ قَدْ رَأَيْتُ اَلّذِى صَنَعْتُمْ وَلَمْ يَمْنَعْنِى مِنَ الْخُرُوجِ إِلَيْكُمْ إِلاَّ أَنِّى خَشِيْتُ أَنْ تُفْرَضَ عَلَيْكُمْ ، وَذَلِكَ فِى رَمَضَانَ. [رواه البخاري ومسلم]
Artinya: “Dari Aisyah Ummul Mukminin r.a. (diriwayatkan), bahwasanya Rasulullah saw pada suatu malam shalat di masjid. Lalu shalatlah bersama shalatnya (berjamaah) sejumlah orang. Kemudian orang satu kabilah (dalam jumlah besar) juga ikut shalat, sehingga jumlah jamaah se-makin banyak. Pada malam ketiga atau keempat, para jamaah telah berkumpul, namun Rasulullah saw tidak keluar ke masjid menemui mereka. Ketika pagi tiba beliau berkata: “Aku sungguh telah meli-hat apa yang kalian lakukan (shalat tara-wih berjamaah). Tidak ada yang meng-halangiku untuk keluar menemui kalian, kecuali sesungguhnya aku takut, (kalian menganggap) shalat itu diwajibkan atas kalian.” Komentar Aisyiah: Hal itu terja-di di bulan Ramadhan.” [HR. al-Bukhari dan Muslim]
Apabila dikerjakan secara berjamaah, maka harus diatur dengan baik dan teratur, sehingga menimbulkan rasa khusyuk dan tenang serta khidmat; shaf laki-laki dewasa di bagian depan, anak-anak di belakangnya, kemudian wanita di shaf paling belakang. Dasarnya adalah hadits Nabi Muhammad saw:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: صَلَيْتُ أَنَا وَ يَتِيْمُ فِي بَيْتِنَا خَلْفَ النَّبِيِّ صلَي اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ وَ أُمي أُمُّ سُلَيْمٍ خَلْفَنَا.[رواه ابن خزيمة]
Artinya: “Dari Anas ibn Malik r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Saya mendirikan shalat di rumah saya bersama anak yatim di belakang Nabi saw, sedang ibuku, Ummu Sulaim di belakang kami.” [HR. Ibnu Khuzaimah].