Senin 10 Feb 2025 05:28 WIB

Etika Komunikasi Menurut Islam

Ada tujuh acuan komunikasi dalam ajaran Islam.

ILUSTRASI Komunikasi.
Foto: www.freepik.com.
ILUSTRASI Komunikasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kalimah thayyibah atau perkataan yang baik merupakan perkataan yang direstui oleh Allah SWT (QS Ibrahim [14]: 24-25). Kalimat demikian punya akar kebenaran yang kuat dan menimbulkan maslahat bagi umat. Ia laksana pohon yang subur, rimbun, dan berbuah lebat.

Di dalam Alquran, setidaknya disebutkan ada tujuh jenis perkataan yang sesuai dengan ajaran Islam.

Baca Juga

Pertama, qawlun ma'ruf (perkataan yang baik). Perkataan jenis ini identik dengan kesantunan dan kerendahan hati. Alquran mensinyalir bahwa mengucapkan qawlun ma'ruf lebih baik daripada bersedekah yang disertai kedengkian (QS al-Baqarah [2]: 263).

Kedua, qawlun tsabit (ucapan yang teguh). Perkataan ini punya argumentasi yang kuat serta dilandasi keimanan yang kokoh. Tidak ada keraguan yang menyelimutinya. Kezaliman yang nyata patut dihadapi dengan perkataan jenis ini (QS Ibrahim [14]: 27).

Ketiga, qawlun sadid (perkataan yang benar). Tiada dusta dan kebatilan dalam ucapan ini. Kata sadid berasal dari sadda yang berarti menutup, membendung, atau menghalangi. Qawlun sadid yang diucapkan berfungsi untuk mencegah terjadinya kemungkaran dan kezaliman. Bukti ketakwaan seorang Mukmin di antaranya gemar mengucapkan perkataan ini (QS Al-Ahzab [33]: 70).

Keempat, qawlun baliqh (ucapan yang efektif dan efisien). Ini adalah jenis ucapan yang cermat, padat berisi, mudah dipahami, dan tepat mengenai sasaran alias tidak ngelantur. Tipe perkataan seperti ini akan berpengaruh kuat bagi pendengarnya (QS Annisa [4]: 63).

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

sumber : Hikmah Republika oleh Ade Muzaini Aziz
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement