REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) memperluas sebaran Unit Layanan Zakat (ULZ) guna menghimpun dan mendistribusikan zakat. IZI menargetkan dapat menjangkau 163 kota/kabupaten dalam pendistribusian zakat dalam waktu dekat.
Direktur Edukasi & Kemitraan Zakat IZI, Muhammad Ardhani mengatakan, ULZ telah membantu 2.104 petani mustahik di lima provinsi, yaitu Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumtera Selatan. Para mustahik mendapatkan pelatihan, bimbingan, pendampingan serta modal usaha pertanian.
"ULZ Laznas IZI hadir sebagai respons positif atas keluarnya PMA Nomor 19 tahun 2024. Tahap pertama ditargetkan hingga Ramadan, IZI dapat menjangkau 163 kota/kabupaten,” kata Muhammad Ardhani dalam siaran pers, Kamis (6/2/2025).
Ia mengatakan, distribusi zakat di Indonesia terus mengalami perkembangan. Berbagai strategi baru mulai diterapkan untuk memastikan zakat benar-benar sampai ke yang berhak. Teknologi dan sistem pendataan berbasis digital menjadi salah satu kunci utama. Dengan sistem ini, transparansi dan akuntabilitas semakin meningkat.
Pemerintah juga ikut serta dalam mengoptimalkan distribusi zakat. Regulasi yang lebih ketat mulai diterapkan untuk memastikan pengelolaan zakat berjalan sesuai syariat. Selain itu, sinergi antara lembaga zakat dan pemerintah pun diperkuat. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dalam pendistribusian zakat.
Digitalisasi juga mulai dimanfaatkan dalam pembayaran zakat. Banyak lembaga zakat yang menyediakan platform online. Dengan sistem ini, muzaki dapat menunaikan zakat dengan mudah, kapan saja dan di mana saja. Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan jumlah dana zakat yang terkumpul.
Namun, tantangan dalam distribusi zakat tentu masih ada. Salah satunya adalah pemerataan pendistribusian. Beberapa daerah masih mengalami kesulitan dalam mendapatkan manfaat zakat secara optimal. Oleh karena itu, diperlukan inovasi dan pendekatan baru agar zakat bisa lebih merata.