Kamis 30 Jan 2025 08:31 WIB

Toleransi di Arena MTQ: Banyak Panitia Non Muslim, Mars MTQ Dinyanyikan Umat Kristen

Menag membuka lomba membaca Alquran dari 38 negara.

Rep: Muhyiddin/ Red: A.Syalaby Ichsan
Peserta mengucapkan hafalan Al Quran saat lomba Musabaqah Hifdzil Quran (MHQ) di Masjid Agung Al Azhar, Jakarta, Ahad (24/3/2024). Masjid Agung Al Azhar menyelenggarakan perlombaan MTQ dan MHQ dalam rangka memeriahkan Ramadhan 1445 Hijriah yang diikuti oleh 70 peserta anak-anak dan remaja. Perlombaan tersebut menilai kesempurnaan membaca peserta berdasarkan tahfidz, tajwid dan fashahah Al Quran yang telah ditentukan.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Peserta mengucapkan hafalan Al Quran saat lomba Musabaqah Hifdzil Quran (MHQ) di Masjid Agung Al Azhar, Jakarta, Ahad (24/3/2024). Masjid Agung Al Azhar menyelenggarakan perlombaan MTQ dan MHQ dalam rangka memeriahkan Ramadhan 1445 Hijriah yang diikuti oleh 70 peserta anak-anak dan remaja. Perlombaan tersebut menilai kesempurnaan membaca peserta berdasarkan tahfidz, tajwid dan fashahah Al Quran yang telah ditentukan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Agama Prof KH Nasaruddin Umar mengungkapkan, tidak ada negara yang menyelenggarakan Musabaqah Tilawatil Quran secara sistematis seperti Indonesia. Dia menjelaskan, ada MTQ Korpri, ada MTQ Perguruan Tinggi, ada MTQ guru, ada MTQ Polri, ada MTQ Tentara, ada MTQ Imam Masjid, hingga MTQ Partai Politik di Indonesia. 

"Nah inilah hebatnya Indonesia mampu menyelenggarakan MTQ itu sebagai pesta rakyat dan menghibur masyarakat bukan hanya untuk umat Islam tetapi juga adalah bangsa Indonesia seluruhnya," kata Nasaruddin saat membuka kegiatan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Internasional ke-IV di Jakarta, Rabu (29/1/2025). 

Baca Juga

Di beberapa tempat, menurut dia, MTQ bahkan digelar dengan melibatkan orang-orang non-Muslim. Sehingga, dia menyebut bahwa MTQ juga menjadi arena untuk memperkuat toleransi. "Dan menariknya bahwa MTQ ini juga adalah arena toleransi. Di beberapa kesempatan, ya di beberapa provinsi, ada kolaborasi panitia," ucap dia. 

"Jadi panitianya itu bukan hanya umat Islam, tapi juga agama-agama lain juga ikut berpartisipasi," kata Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta ini.

Tidak hanya itu, menurut dia, Mars MTQ-nya juga pernah dinyanyikan oleh kelompok penyanyi Katolik atau Protestan. Menurut dia, hal ini juga sama halnya dengan umat Islam yang terkadang diminta berpartisipasi dalam acara agama mereka. 

"Nah inilah satu nilai jual tersendiri di Indonesia dikagumi kita oleh seluruh negara, bahwa tidak ada negara yang secara sistematis dan secara rutin dari tahun 1970 sampai sekarang ini non-stop tidak pernah berhenti MTQ," jelas dia. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement