Selasa 28 Jan 2025 09:06 WIB

BPKH Kelola Dana Haji Rp 171 Triliun dan Terus Tumbuh

BPKH manfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Jamaah haji melakukan sujud syukur saat tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Ahad (23/6/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Arnas Padda
Jamaah haji melakukan sujud syukur saat tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Ahad (23/6/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) melaporkan dana haji yang dikelola lembaganya mencapai Rp 171 triliun dan terus mengalami pertumbuhan positif. Anggota Dewan Pengawas BPKH Mulyadi mengatakan selain menjaga nilai pokok dana, pihaknya juga mengoptimalkan manfaatnya untuk mendukung kualitas penyelenggaraan ibadah haji.

"Nilai manfaat juga mengalami pertumbuhan positif yang tetap terjaga, untuk mendukung penyelenggaraan ibadah haji dengan meningkatkan kualitas penyelenggaraannya sesuai tujuan utama dari pengelolaan keuangan haji," ujar Mulyadi dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (28/1/2025).

Baca Juga

Pernyataan Mulyadi tersebut disampaikan saat menjadi pembicara dalam silaturahmi keluarga besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret (UNS), Kota Solo, Jawa Tengah, bertajuk Kafeb Talks FEB, Senin (27/1/2025). Mulyadi mengatakan, BPKH memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana haji.

Dia juga mengingatkan pentingnya menerapkan prinsip good corporate governance (GCG) dalam setiap aspek pengelolaan dana. Termasuk dalam pelaporan hasil pengelolaan dana haji kepada publik.

"BPKH telah memperoleh predikat WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) dari BPK atas laporan keuangannya sejak berdiri, sebagai bukti komitmen kami dalam menjaga amanah umat," kata Mulyadi.

Kepada para peserta, ia mengajak, untuk memanfaatkan pesatnya perkembangan teknologi digital. Karena hal itu menghadirkan banyak peluang sekaligus tantangan bagi industri tradisional.

"Teknologi juga memungkinkan kita untuk meningkatkan efisiensi, transparansi, bahkan kebermanfaatan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam pengelolaan dana umat seperti yang kami lakukan di BPKH," kata Mulyadi.

Selain itu, ia juga berpesan agar berani menempuh risiko dan selalu berpikir satu langkah ke depan untuk mempersiapkan diri menjadi pemimpin masa depan. "Ukurlah diri kita, apakah kita berani menempuh perjalanan yang begitu terjal dalam karier kita ke depan? High risk, high return, tempuhlah perjalanan yang terjal untuk meningkatkan kapasitas diri," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement