Selasa 21 Jan 2025 14:08 WIB

Enam Adab Mengumandangkan Adzan: Berdiri Hingga Meletakkan Jemari di Telinga

Rasulullah memerintahkan Bilal untuk bangun dan adzan memanggil sholat.

Muadzin mengumandangkan adzan
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Muadzin mengumandangkan adzan

REPUBLIKA.CO.ID, Adzan merupakan cara umat Islam untuk menandakan waktu sholat. Untuk mengumandangkan adzan, seorang muadzin mesti memperhatikan adab-adab berikut ini. 

1.      Disunnahkan beradzan dalam keadaan berdiri.

Baca Juga

Ibnu Al Mundzir berkata: “Para ulama yang saya hafal, (mereka) sepakat, bahwa sunnah beradzan dengan berdiri”. Hal ini sesuai dengan perintah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam kepada Bilal dalam hadits Abu Qatadah:

إِنَّالهَقَبَضَأَرْوَاحَكُمْحِينَشَاءَوَرَدَّهَاعَلَيْكُمْحِينَشَاءَيَابِلاَلُقُمْفَأَذِّنْبِالنَّاسِبِالصَّلاَةِ

“ Sesungguhnya Allah mencabut ruh-ruh kalian kapan (Dia) suka, dan mengembalikannya kapan (Dia) suka. Wahai, Bilal! Bangun dan beradzanlah untuk shalat. [HR Al Bukhari].

2. Muadzin juga disunnahkan menghadap kiblat. Syekh Al Albani menyatakan: “Telah shahih dalil menghadap kiblat dalam adzan dari malaikat, sebagaimana yang dilihat Abdullah bin Zaid Al Anshari dalam mimpinya”.

3.      Disunnahkan beradzan di tempat yang tinggi, agar lebih keras terdengar dalam menyampaikan adzan. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits seorang wanita dari Bani Najjar yang menyatakan:

كَانَبَيْتِيمِنْأَطْوَلِبَيْتٍحَوْلَالْمَسْجِدِوَكَانَبِلاَلٌيُؤَذِّنُعَلَيْهِالْفَجْرَ

Rumahku, dahuku termasuk rumah yang tertinggi di sekitar masjid (nabawi), dan Bilal, dulu beradzan fajar di atas rumah tersebut. [HR Abu Dawud dan dihasankan Al Albani dalam Irwa’ Al Ghalil, hadits no. 229, hlm. 1/246].

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement