REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menjalani operasi pengangkatan prostat pada Ahad (29/12/2024) waktu setempat. Operasi ini dilakukan saat ia menangani berbagai krisis termasuk perang di Gaza dan persidangannya atas tuduhan korupsi.
Netanyahu, yang mengalami serangkaian masalah kesehatan dalam beberapa tahun terakhir, telah berusaha keras untuk meningkatkan citra publiknya sebagai pemimpin yang sehat dan energik. Selama persidangannya bulan ini, ia membanggakan dirinya bekerja selama 18 jam sehari, ditemani dengan cerutu, lapor AP News.
Meski demikian, sebagai pemimpin Israel yang paling lama menjabat, beban kerja yang melelahkan selama total 17 tahun berkuasa dapat memengaruhi kesehatannya. Netanyahu (75 tahun) termasuk di antara para pemimpin dunia tertua, seperti Presiden AS Joe Biden (82), Presiden terpilih Donald Trump (78), Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva (79), dan Paus Fransiskus (88). Mereka diawasi karena usia dan masalah kesehatan mereka.
Kondisi terbaru Netanyahu dilaporkan, jamak terjadi pada pria lanjut usia. Meski demikian, prosedur operasi yang akan dialami disebut akan berdampak kepada kesehatannya. Pengacara Netanyahu, Amit Hadad, berpendapat Netanyahu akan dibius sepenuhnya untuk prosedur penanganan operasi dan dirawat di rumah sakit selama beberapa hari.
Kepala departemen urologi di Hadassah Medical Center di Yerusalem, Ofer Gofrit mengatakan dalam sebuah pernyataan video pada Ahad malam jika prosedur operasi berjalan dengan baik. Tim dokter tak mengalami rasa takut terhadap kanker.
Dalam sebuah pernyataan, Netanyahu berterima kasih kepada para dokternya. Kantornya mengatakan bahwa dia sepenuhnya waspada dan dibawa ke unit pemulihan bawah tanah yang dibentengi terhadap potensi serangan rudal. Netanyahu diperkirakan akan tetap berada di rumah sakit selama beberapa hari untuk observasi.